DAFTAR ISI
KataPengantar……………………………………………........................…......ii
Daftar
Isi..................................................................................…….....................iv
A.
Pendahuluan…………….………………….……….........…............……......1
1 Latar belakang.........................................………………..……..................1
2.Metode
penelitihan..................................…………………..…..…............1
3. Rumusan
masalah...............…………………………………..…..............2
B. Pembahasan.......................................................................................................3
1. Pengertian Masalah
Sosial..............................................................…........3
2. Klasifikasi masalah sosial dan sebab-sebabnya..............……..….............5
3. Ukuran-ukuran sosiologis terhadap masalah
sosial...................................6
4. Beberapa masalah sosial penting………………………...........................8
5. Pemecahan masalah sosial........................................…..….....................13
6. Manfaat Sosiologi...............................………………………..…...........14
5. Pemecahan masalah sosial........................................…..….....................13
6. Manfaat Sosiologi...............................………………………..…...........14
C.
Penutup............................................................................................................17
1.
Kesimpulan.......................................................................................................17
2.
Saran.................................................................................................................18
A. PENDAHULUAN
1.
LATAR BELAKANG
Masalah sosial muncul akibat terjadinya perbedaan yang
mencolok antara nilai dalam masyarakat dengan realita yang ada. Yang dapat
menjadi sumber masalah sosial yaitu seperti proses sosial dan bencana
alam,terutama menelaa gejala-gejala yang wajar dalam masyarakat seperti
norma-norma, kelompok , lapisan masyarakat, lembaga-lembaga kemasyarakatan,
proses , perubahan dan kebudayaan, serta perwujudannya. Tidak semua gejala-gejala
tersebut berlangsung secara normal sebagaimana dikehendaki masyarakat
bersangkutan.
Gejala-gejala yang tidak dikehendaki merupakan gejala
abnormal atau gejalapatologis. Hal itu disebabkan karena unsur-unsur masyarakat
tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya,sehingga menyebabkan kekecewaan dan
penderitaan. Masalah – masalah tersebut berbeda dengan problema-problema lain
dalam masyarakat, karena maslaah-masalah tersebut berhubungan erat dengan
nilai-nilai dan lembaga-lembaga kemasyarakatan. Hal ini dinamakan masalah
karena bersangkut paut dengan gejala-gejala yang mengganggu kelanggengan dalam
masyarakat. Dengan demikian, masalah-masalah menyangkut nilai-nilai yang
mencangkup pula segi moral, karena untuk dapat mengklasifikasikan suatu persoalan
sebagai masalah harus digunakan penilaian sebagai pengukurannya. Apabila suatu
masyarakat menganggap sakit jiwa, bunuh diri, perceraian, penyalahgunaan obat
bius (narcotics addiction) sebagai masalah , maka masyarakat tersebut tidak
semata-mata menunjuk pada tata kelakuan yang menyimpang. Akan tetapi sekaligus
juga mencerminkan ukuran-ukuran umum mengenai segi moral. Setiap masyarakat
tentunya mempunyai ukuran yang berbeda mengenai hal ini seperti minsalnya soal
gelandangan merupakan masalah nyata menghadapi kota-kota besar di Indonesia.
Tetapi belum tentu masalah tadi dianggap sebagai masalah di tempat lainnya. Hal
ini juga tergantung dari faktor waktu. Mungkin pada waktu-waktu lampau
permainan judi dianggap sebagai masalah yang penting akan tetapi dewasa ini
tidak. Selain itu juga ada masalah-masalah yang tidak bersumber pada
penyimpangan norma-norma masyarakat, tetapi lebih banyak mengenai susunannya,
seperti masalah penduduk, pengangguran dan disorganisasi keluarga serta desa.
Sudah tentu sosiologi juga dapat mempunyai manfaat bagi bidang-bidang lain seperti pemerintahan, pendidikan, industri dan lain sebagainya.
Sudah tentu sosiologi juga dapat mempunyai manfaat bagi bidang-bidang lain seperti pemerintahan, pendidikan, industri dan lain sebagainya.
2. METODE PENELITIHAN
Metode
penelitihan dalam penyusunan makalah ini adalah :
Studi Literatur Yaitu teknik pengumpulan data dengan
membaca buku-buku pustaka yang merupakan penunjang dalam memperoleh data untuk
melengkapi dalam penyusunan makalah yang berhubungan dengan masalah yang
dibahas.
3.
RUMUSAN MASALAH
Seperti
yang telah diuraikan pada latar belakang, maka penulis mengambil keputusan
masalah sebagai beriktu :
1.
Apa pengertian masalah dan masalah
sosial
2.
Klasifikasi masalah sosial
3.
Apa manfaat dari sosiologi
B.
PEMBAHASAN
1. PENGERTIAN MASALAH SOSIAL
Acap kali dibebankan antara dua macam persoalan yaitu,
antara masalah masyarakat (scientific or societal problem) dengan problema (
ameliorative or problem).Yang pertama menyangkut analisis tentang macam-macam
gejala kehidupan masyarakat. Sedang yang kedua meneliti gejala-gejala abnormal
masyarakat dengan maksud untuk memperbaiki atau bahkan untuk menghilangkannya.
Sosiologi menyelidiki persoalan-persoalan umum dalam masyarakat dengan maksud
untuk menemukan dan menafsirkan kenyataan-kenyataan kehidupan kemasyarakatan.
Walaupun sosiologi
meneliti gejala-gejala kemasyarakatan, namun juga perlu mempelajari
masalah-masalah . Karena ia merupakan aspek-aspek tata kelakuan . Dengan
demikian, sosiologi juga berusaha mempelajari masalah seperti kejahatan,
konflik antar ras, kemiskinan, perceraian, pelacuran, delinkuensi anak-anak dan
seterusnya. Dalam hal ini sosiologi bertujuan untuk menemukan sebab-sebab
terjadinya masalah sosiologi tidak terlalu menekan pada pemecahan atau jalan
keluar dari masalah-masalah tersebut. Karena usaha untuk mengatasi maslah hanya
mungkin berhasil apabila didasarkan pada kenyataan serta latara belakangnya,
maka sosiologi dapat ikut serta membantu mencari jalan keluar yang mungkin
dapat dianggap efektif.
Masalah merupakan bagian sosiologi, sebenarnya masalah
merupakan hasil dari proses perkembangan masyarakat. Artinya problema tadi
memang sewajarnya timbul, apabila tidak diinginkan adanya hambatan-hambatan
terhadap penemuan-penemuan baru dan gagasan baru. Dalam jangka waktu masyarakat
menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan, timbullah maslah sosial, sampai
unsur-unsur masyarakat berada dalam keadaan stabil lagi. Masalah sosial
merupakan akibat dari interaksi sosial antara individu, antara individu dengan
kelompok, atau antar kelompok. Interaksi sosial berkisar pada ukuran nilai adapt
– istiadat, tradisi dan ideology ditandai dengan suatu proses sosial yang
disosiatif.
Masalah sosial adalah suatu ketidaksesuaian antara
unsur-unsur kebudayaan atau masyarakat, yang membahayakan kehidupan kelompok
sosial. Atau menghambat terpenuhinya keinginan pokok warga kelompok sosial
tersebut, sehingga menyebabkan kepincangan ikatan sosial.
Di samping
kebutuhan-kebutuhan tersebut, atas dasar unsur biologis, berkembang pula
kebutuhan lain yang timbul karena pergaulan dalam masyarakat, yaitu kedudukan sosial,
peranan sosial dan sebagainya. Apabila individu tidak dapat memenuhi
kebutuhan-kebutuhan biologis serta kebutuhan-kebutuhan biologis. Dan dia akan
merasa kehidupan ini tak banyak gunanya.
Untuk merumuskan apa yang dinamakan dengan masalah sosial tidak
begitu sukar, dari pada usaha-usaha untuk membuat suatu indeks yang memberi
petunjuk akan adanya masalah sosial tersebut. Banyak yang mengusahakan adanya
indeks tersebut seperti minsalnya indeks simple ratesi yaitu angka laju
gejala-gejala abnormal dalam masyarakat, angka-angka bunuh diri, perceraian dan
sebgainya. Sering juga diusahakan system composite indice yaitu gabungan
indeks-indeks dari bermacam-macam aspek yang mempunyai kaitan satu dengan
lainnya.
Indeks-indeks tersebut sukar untuk dijadikan ukuran mutlak,
karena system nilai dan norma-norma dalam setiap masyarakat berbeda satu dengan
lainnya. Angka-angka bunuh diri yang tinggi di dalam suatu masyarakat tertentu
mungkin dianggap sebagai suatu indeks akan adanya disorganisasi.
2. KLASIFIKASI MASALAH SOSIAL DAN
SEBAB-SEBABNYA
Masalah sosial timbul dari kekurangan-kekurangan dalam diri
manusia atau kelompok sosial yang bersumber pada faktor-faktor :
1. Ekonomis, misalnya : kemiskinan dan
pengangguran,dll
2. Biologis, misalnya : penyakit,dll
3. Biopsikologis, misalnya : penyakit
syaraf, bunuh diri, aliran sesat dll
4. Kebudayaan, misalnya : perceraian,
kejahatan, kenakalan anak-anak, konflik sosial dan keagamaan,dll
Setiap masyarakat mempunyai norma-norma yang bersangkut paut
dengan kesejahteraan kebendaan, kesehatan fisik, kesehatan mental, serta
penyesuaian diri individu atau kelompok sosial. Problema – problema yang
berasal dari faktor ekonomis antara lain kemiskinan, pengangguran dan
sebagainya. Penyakit, minsalnya bersumber pada faktor biologis. Dari faktor
psikologis timbul persoalan seperti penyakit syaraf (neurosis), bunuh diri,
disorganisasi jiwa dan seterusnya.
Klasifikasi yang berbeda, mengadakan
pengolahan atas dasar kepincangan-kepincangan dalam warisan fisik, warisan
biologis, warisan social dan kebijaksanaan social. Kedalam kategori pertama
dapat dimasukkan masalah social yang disebabkan adanya pengangguran atau
batasan-batasan sumber alam. Kategori kedua mencangkup persoalan-persoalan
penduduk, minsalnya bertambah atau berkurangnya penduduk, pembatasan kelahiran,
migrasi dan sebagainya.
3. UKURAN-UKURAN SOSIOLOGIS TERHADAP
MASALAH SOSIAL
Dalam menentukan apakah suatu masalah merupakan problema
social atau tidak, sosiologi menggunakan beberapa pokok persoalan sebagai
ukuran, yaitu :
1.
Kriteria utama
Masalah social yaitu, tidak adanya persesuaian antara
ukuran-ukuran dan nilai-nilai social dengan kenyataan-kenyataan serta
tindakan-tindakan sosial. Unsur-unsur yang pertama dan pokok dari masalah
social adalah adanya perbedaan yang mencolok antara nilai-nilai dengan
kondisi-kondisi nyata kehidupan. Artinya, adanya kepincangan-kepincangan antara
anggapan-anggapan masyarakat tentang apa yang seharusnya terjadi. Secara
sosiologis, agak sulit untuk menentukan secara mutlak sampai sejauh mana
kepincangan dalam masyarakat dapat diklasifikasikan sebagai suatu problema
social juga.
2.
Sumber – sumber Sosial Masalah Sosial
Masalah sosial merupakan persoalan-persoalan yang timbul
secara langsung dari atau bersumber langsung kondisi-kondisi maupun
proses-proses sosial. Jadi sebab-sebab terpentingnya masalah social haruslah
bersifat sosial. Ukurannya tidaklah semata-mata pada perwujudannya yang
bersifat sosial, akan tetapi juga pada sumbernya. Kepincangan yang disebabkan
oleh gempa bumi, angin topan, meletusnya api, banjir, epidemi dan segala
sesuatunya yang disebabkan oleh alam, bukan merupakan maslah sosial. Yang pokok
disini adalah bahwa akibat dari gejala-gejala tersebut, baik gejala sosial
maupun bukan sosial, menyebabkan masalah sosial. Inilah yang menjadi ukuran
bagi sosiologi.
3.
Pihak-pihak yang Menetapkan apakah suatu kepincangan merupakan masalah social
atau tidak.
Ukuran diatas bersifat relative sekali. Mungkin dikatakan bahwa orang banyaklah yang harus menentukannya, atau segolongan orang yang berkuasa saja atau lain-lainnya. Dalam masyarakat merupakan gejala yang wajar jika sekelompok warga masyarakat menjadi pimpinan masyarakat tersebut. Golongan kecil tersebut mempunyai kekuasaan dan wewenang yang lebih besar dari orang lain untuk membuat serta menentukan kebijaksanaan sosial.
Dalam hal ini para sosiologi harus mempunyai hipotesis sendiri untuk kemudian diujikan pada kenyataan-kenyataan yang ada. Sikap masyarakat itu sendirilah yang menentukan apakah suatu gejala merupakan suatu problema social atau tidak.
Ukuran diatas bersifat relative sekali. Mungkin dikatakan bahwa orang banyaklah yang harus menentukannya, atau segolongan orang yang berkuasa saja atau lain-lainnya. Dalam masyarakat merupakan gejala yang wajar jika sekelompok warga masyarakat menjadi pimpinan masyarakat tersebut. Golongan kecil tersebut mempunyai kekuasaan dan wewenang yang lebih besar dari orang lain untuk membuat serta menentukan kebijaksanaan sosial.
Dalam hal ini para sosiologi harus mempunyai hipotesis sendiri untuk kemudian diujikan pada kenyataan-kenyataan yang ada. Sikap masyarakat itu sendirilah yang menentukan apakah suatu gejala merupakan suatu problema social atau tidak.
4.
Manifest social problem dan latent social problem
Sosiologi juga merupakan warga karena itu tidak mustahil,
kalau penelitian-penelitiannya kadangkala tercemar oleh unsur subyektif
lantaran ikatan yang begitu kuat antara dia sebagai warga dengan masyarakat.
Manifest social problem merupakan masalah sosial yang timbul
sebagai akibat terjadinya kepincangan-kepincangan dalam masyarakat. Kepincangan
mana dikarenakan tidak sesuainya tindakan dengan norma dan nilai yang ada dalam
masyarakat. Masyarakat pada umumnya tidak menyukai tindakan-tindakan yang
menyimpang.
5.
Perhatian masyarakat dan masalah social
Suatu kejadian merupakan masalah social belum tentu mendapat
perhatian yang sepenuhnya dari masyarakat. Sebaliknya, suatu kejadian yang
mendapat sorotan masyarakat, belum tentu merupakan masalah social.
Hal lain yang perlu pula diketahui adalah bahwa semakin jauh
jarak social antara orang-orang yang kemalangan dengan orang yang mengatahui
hal itu, semakin kecil pula simpati timbul dan juga semakin kecil perhatian
terhadap kejadian tadi. Suatu problema yang merupakan manifest social problem
adalah kepincangan-kepincangan yang menurut keyakinan masyarakat dapat
diperbaiki, dibatasi atau bahkan dihilangkan. Lain halnya dengan latent social
problem yang sulit diatasi, karena walaupun masyarakat tidak menyukainya,
tetapi masyarakat tidak berdaya untuk menghadapinya. Dalam mengatasi problema
tersebut, sosiologi seharusnya berpegang pada perbedaan kedua macam problema
tersebut yang didasarkan pada system nilai-nilai masyarakat, sosiologi
seharusnya mendorong masyarakat untuk memperbaiki kepincangan-kepincangan yang
diterimanya sebagai gejala abnormal yang mungkin dihilangkan (atau dibatasi).
4. BEBERAPA MASALAH SOSIAL PENTING
Kepincangan – kepincangan mana yang dianggap sebagai masalah
sosial oleh masyarakat tergantung dari system nilai sosial masyarakat tersebut.
Akan tetapi ada beberapa persoalan yang dihadapi oleh masyarakat-masyarakat
pada umumnya sama yaitu minsalnya :
1. Kemiskinan
Kemiskinan
diartikan sebagai suatu keadaan dimana seorang tidak sanggup memelihara dirinya
sendiri sesuai dengan taraf kehidupan kelompok dan juga tidak mampu
memanfaatkan tenaga mental maupun fisiknya dalam kelompok tersebut.
Factor-faktor yang menyebabkan mereka membenci kemiskinan
adalah kesadaran bahwa mereka telah gagal untuk memperoleh lebih dari apa yang
telah dimilikinya dan perasaan akan adanya ketidak adilan. Pada masyarakat
moderen yang rumit, kemiskinan menjadi suatu problema social karena sikap yang
membenci kemiskinan tadi. Persoalan menjadi lain bagi mereka yang turut dalam
arus urbanisasi tetapi gagal mencari pekerjaan. Bagi mereka pokok persoalan
kemiskinan disebabkan tidak mampu memenuhi kebutuhan primer sehingga muncul
tunakarya, tuna susila dan lainnya. Secara sosiologis, sebab-sebab timbulnya
problema tersebut adalah karena salah satu lembaga kemasyarakatan tidak
berfungsi dengan baik, yaitu lembaga kemasyarakatan di bidang ekonomi.
2. Kejahatan
Sosiologi berpendapat bahwa kejahatan disebabkan karena
kondisi-kondisi dan proses-proses social yang sama, yang menghasilkan
perilaku-perilaku social lainnya. Tinggi rendahnya angka kejahatan berhubungan
erat denga bentuk-bentuk dan organisasi social dimana kejahatan tersebut
terjadi. Para sosiologi berusaha untuk menentukan proses-proses yang
menyebabkan seseorang menjadi penjahat. Analisis ini bersifat social
psikologis. Beberapa orang ahli menekankan pada beberapa bentuk proses seperti
imitasi, identifikasi, konsep diri pribadi dan kekecewaan yang agresif sebagai
proses yang menyebabkan seseoran menjadi penjahat.
Selanjutnya dikatakan bahwa bagian pokok dari pola-pola
perilaku jahat tadi dalam kelompok-kelompok kecil yang bersifat intim. Alat-alat
komunikasi tertentu seperti buku, surat kabar, film, televise, radio,
memberikan pengaruh tertentu yaitu dalam memberikan sugesti kepada orang
perorangan untuk menerima atau menolak pola-pola perilaku jahat.
Untuk mengatasi maslah itu, kecuali tindakan preventif,
dapat pula diadakan tindakan-tindakan represif antara lain dengan teknik
rehabilitasi. Menurut Cressey ada dua factor konsepsi mengenai teknik
rehabilitasi tersebut. Yang pertama menciptakan system dan program-program yang
bertujuan untuk menghukum orang jahat tersebut. Sistem serta program-program
tersebut bersifat reformatif, minsalnya hukuman bersyarat, diusahakan mencari
pekerjaan bagi si terhukum dan diberi konsultasi psikologis. Minsalkan kepada
narapidana di lembaga permasyarakatan diberikan pendidikan serta latihan untuk
menguasai bidang tertentu, supaya kelak setelah masa hukuman selesai punya
modal untuk mencari pekerjaan di masyarakat.
Suatu gejala lain
yang perlu mendapatkan perhatian adalah apa yang disebut sebagai white-collar crime,
suatu gejalayang timbul pada abad modern ini. Banyak ahli beranggapan, bahwa
tipe kejahatan ini merupakan ekses dari proses perkembangan ekonomi yang
terlalu cepat. Karena itu pada mulanya gejala ini disebut business crime atau
economic criminality. Memang white-collar crime merupakan kejahatan yang
dilakukan oleh pengusaha atau para pejabat didalam menjalankan peranan
fungsinya. Keadaan keuangannya yang relative kuat mungkin mereka untuk
melakukan perbuatan yang oleh hukum dan masyarakat umum dikualifikasikan
sebagai kejahatan. Golongan tersebut menganggap dirinya kebal terhadap hukum
dan sarana-sarana pengendaliannya dengan kuat. Sukar sekali untuk memidana
mereka, sehingga dengan tepat dikatakan bahwa kekuatan penjahat white-collar
terletak pada kelemahan korban-korbannya.
3.
Disorganisasi Keluarga
Disorganisasi
keluarga adalah perpecahan keluarga sebagai suatu unit, karena
anggota-anggotanya gagal memenuhi kewajiban yang sesuai dengan peranan
sosialnya. Secara sosiologis, bentuk-bentuk disorganisasi keluarga antara lain
adalah :
a.
Unit kerja yang tidak lengkap karena hubungan diluar perkawinan. Karena ayah
(biologis) gagal dalam mengisi peranan sosialnya dan demikian juga halnya
dengan keluarga pihak ayah maupun ibu.
b.
Disorganisasi keluarga karena putusnya perkawinan sebab perceraian, perpisahan
meja dan tempat tidur dan seterusnya.
c.
Adanya kekurangan dalam keluarga tersebut yaitu dalam hak komunikasi
d. Krisis keluarga, oleh salah satu yang bertindak sebagai kepala keluarga di luar kemampuan sendiri meninggalkan rumah tangga, meninggal dunia, dihukum atau karena peperangan.
e. Krisis keluarga yang disebabkan oleh factor intern, minsalnya karena terganggu keseimbangan jiwa salah seorang anggota keluarga.
d. Krisis keluarga, oleh salah satu yang bertindak sebagai kepala keluarga di luar kemampuan sendiri meninggalkan rumah tangga, meninggal dunia, dihukum atau karena peperangan.
e. Krisis keluarga yang disebabkan oleh factor intern, minsalnya karena terganggu keseimbangan jiwa salah seorang anggota keluarga.
4.
Masalah Generasi Muda dalam Masyarakat Modern
Masalah
generasi muda pada umumnya ditandai oleh dua ciri yang berlawanan, yakni
keinginan untuk melawan (minsalnya dalam bentuk redikalisme, delinkuensi dan
sebagainya) dan sikap yang apatis. Sikap melawan mungkin disertai dengan suatu
rasa takut bahwa masyarakat akan hancur karena perbuatan-perbuatan menyimpang.
Sedangkan sikap apatis biasanya disertai dengan rasa kecewa terhadap
masyarakat. Generasi muda biasannya menghadapi masalah social dan biologis.
5.
Peperangan
Perperangan
mungkin merupakan masalah social paling sulitdipecahkan sepanjang sejarah
kehidupan manusia. Sehingga memerlukan kerjasama internasional yang hingga kini
belum berkembang dengan baik. Perkembangan teknologi yang pesat semakin
memoderilisasikan cara-cara berperang dan menyebabkan pula kerusakan-kerusakan
yang lebih hebat ketimbang masa lampau.
6.
Pelanggaran terhadap norma-norma masyarakat
a. Pelacuran
Sebab
terjadinya pelacuran haruslah dilihat pada factor endogen dan eksogen. Diantara
factor endogen dapat disebutkan nafsu kelamin yang besar, sifat malas dan
keinginan yang besar untuk hidup mewah. Diantara factor tersebut yang utama
adalah factor ekonomis, urbanisasi yang tak teratur. Sebab utama adalah konflik
mental, situasi hidup yang tidak dewasa ditambah dengan intelligentsia yang
rendah.
Usaha
untuk mencegahnya ialah dengan jalan meneliti gejala-gejala yang terjadi jauh
sebelum adanya gangguan mental, minsalnya gejala insekuritas pada anak-anak
wanita, gejala membolos, mencuri kecil-kecilkan dan sebagainya. Hal itu
semuanya dapat dicegah dengan usaha pembinaan sekuritas dan kasih sayang yang
stabil.
b. Delinkuensi Anak-anak.
Delinkuensi
anak-anak yang terkenal di Indonesia adalah masalah cross boys dan cross girl
yang merupakan sebutan bagi anak-anak muda yang tergabung dalam suatu ikatan
/organisasi formal atau semi formal dan mempunyai tingkah laku yang
kurang/tidak disukai oleh masyarakat pada umumnya.
c.
Alkoholisme
Masalah
alkoholisme dan pemabuk pada kebanyakan masyarakat pada umumnya tidak berkisar pada
apakah alcohol boleh atau dilarang digunakan. Persoalan pokoknya adalah siapa
yang boleh menggunakannya, dimana, bilamana dan dalam kondisi yang bagaimana.
Umumnya orang awam berpendapat bahwa alcohol merupakan suatu system syaraf.
Akibatnya, seorang pemabuk semakin kurang kemampuannya untuk mengendalikan
diri. Pembicaraan alkoholisme mengenai aspek hukum hanya akan dibatasi pada
perundang-undangan. Perundang-undangan merupakan segala keputusan resmi secara
tertulis yang dibuat penguasa, yang meningkat. Dengan demikian
perundang-undangan merupakan satu segi saja dari aspek hukum, karena disamping
perundang-undangan, ada hukum adat, hukum yurisprudensi, dan seterusnya.
d. Homoseksualitas
Homoseksual
adalah seseorang yang cendrung mengutamakan orang yang sejenis kelaminnya
sebagai mitra seksual. Homoseksual merupakan sikap atau tindakan pola perilaku
para homoseksual. Pria yang melakukan sikap-tindak demikian disebut
homoseksual, sedangkan lesbian merupakan sebutan bagi wanita yang berbuat
demikian.
7.
Masalah Kependudukan
Penduduk
suatu Negara, pada hakikatnya merupakan sumber yang sangat penting bagi
pembangunan, sebab penduduk merupakan subyek serta obyek pembangunan. Salah
satu tanggung jawab utama Negara adalah meningkatkan kesejahteraan penduduk
serta mengambil langkah-langkah pencegahan terhadap gangguan kesejahteraan. Di
Indonesia gangguan tersebut menimbulkan masalah, antara lain :
a.
Bagaimana menyebarkan penduduk, sehingga tercipta kepadatan penduduk yang
serasi untuk seluruh Indonesia.
b.
Bagaimana mengusahakan penurunan angka kelahiran, sehingga perkembangan
kependudukan dapat diawasi dengan seksama.
8.
Masalah Lingkungan Hidup.
Lingkungan
hidup biasanya dibedakan dalam kategori-kategori sebagai berikut :
a.Lingkungan
fisik, yaitu semua benda mati yang ada di sekeliling manusia.
b.Lingkungan
biologis, yaitu segala sesuatu di sekeliling manusia yang berupa organisme yang
hidup (disamping manusia itu sendiri).
c.Lingkungan
social, yang terdiri dari orang-orang baik individual maupun kelompok yang
berada disekitar manusia.
9.
Birokrasi
Pengertian
birokrasi menunjuk pada suatu organisasi yang dimaksudkan untuk menggerahkan
tenaga dengan teratur dan terus menerus, untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
Birokrasi adalah organisasi yang bersifat hirarkis, yang ditetapkan secara
rasional untuk mengkoordinasikan pekerjaan orang-orang untuk keperntingan
pelaksanaan tugas-tugas administrative.
5. PEMECAHAN MASALAH SOSIAL
Dewasa ini ditemukan cara-cara analisis yang lebih efektif,
walaupun metode-metode lama yang terbukti tidak efektif, belum dapat
dihilangkan begitu saja. Hal ini disebabkan ilmu social pada umumnya belum
sanggup untuk menetapkan secara mutlak dan pasti apa yang merupakan masalah
social pokok. Lagi pula pengaruh pemecahan masalah social tidak dirasakan
dengan segera, tetapi setelah jangka waktu yang cukup lama. Akhirnya perlu
dicatat bahwa pasti ada reaksi terhadap masalah social menyangkut nilai-nilai
dan perasaan social. Akan tetapi walaupun ada kekurangan, namun penelitian
terhadap masalah social berkembang terus. Metode yang digunakan ada yang
bersifat preventif dan represif. Metode yang preventif jelas lebih sulit
dilaksanakan, karena harus didasarka pada penelitian yang mendalam terhadap
sebab-sebab terjadinya masalah social. Metode represif lebih banyak digunakan,
artinya setelah suatu gejala dapat dipastikan sebagai masalah social, baru
diambil tindakan-tindakan untuk mengatasainya. Di dalam mengatasi masalah
social tidaklah perlu semata-mata melihat aspek sosiologisnya, tetapi juga aspek-aspek
lainnya. Sehingga, diperlukan suatu kerja sama antara ilmu pengetahuan
kemasyarakatan pada khususnya untuk memecahkan masalah social yang dihadapi.
6.
MANFAAT
SOSIOLOGI
Pengetahuan sosiologi telah diterapkan secara
umum. Banyak sosiolog yang dipeker-jakan dalam instansi-instansi negara maupun
menjadi konsultan berbagai perencanaan pembangunan. Dalam hal ini tentunya
peran sosiolog sangat dibutuhkan terutama yang berkaitan dengan penelitian,
pengolahan data dan perencanaaan kebijakan yang menyangkut kepentingan
masyarakat. Kegunaan sosiologi bagi masyarakat adalah :
- Untuk pembangunan.
- Untuk penelitian.
Ø Untuk Pembangunan
Sosiologi berguna untuk memberikan data sosial
yang diperlukan pada tahap perenca-naan pelaksanaan maupun penilaian
pembangunan. Pada tahap perencanaan, yang ha-rus diperhatikan adalah apa yang
menjadi kebutuhan sosial. Pada tahap pelaksanaan yang harus dilihat adalah
kekuatan sosial dalam masyarakat serta proses perubahan sosialnya. Dan pada
tahap penilaian yang harus dilakukan adalah analisis terhadap e-fek atau dampak
sosial pembangunan tersebut.
Ø Untuk Penelitian
Dengan penelitian dan penyelidikan sosiologis, akan
diperoleh suatu perencanaan atau pemecahan masalah sosial yang baik. Di negara
yang sedang membangun, peran sosiolog sangat dibutuhkan. Berdasarkan hasil
penelitian sosiologis, para pengambilan keputusan dapat menyusun rencana dan
cara pemecahan suatu masalah sosial. Contohnya, cara pencegahan kenakalan
remaja dan cara meningkatkan kembali rasa solidaritas antarwarga yang semakin
pudar.
Sosiolog dapat menyajikan contoh-contoh konkret
tentang bagaimana keterlibatan mereka dalam pemecahan masalah sosial.
Keterlibatan mereka dalam kegiatan-kegiatan sosial yang bersifat membangun
serta menunjukkan apa yang telah mereka pe-lajari dari pengalaman-pengalaman
tersebut.
Sesuai
dengan objek kajiannya, sosiologi terutama meneliti gejala-gejala dalam
masyarakat , seperti norma-norma, kelompok sosial, perubahan sosial dan
kebudayaan, serta perwujudannya. Tetapi dalam masyarakat, gejala-gejala
tersebut sebagian ada yang berlangsung tidak dengan semestinya atau tidak
normal. Gejala-gejala yang tidak normal tersebut dinamakan sebagai masalah
sosial. Sosiologi dalam hal ini bermanfaat dalam hal menyoroti masalah –masalah
sosial walaupun sebenarnya sosiologi juga bermanfaat bagi bidang-bidang
lainnya, misalnya pemerintahan, pendidikan, juga industri
Dalam
sosiologi, untuk mengatasi masalah-masalah sosial yang terjadi seperti
kemiskinan, masalah yang terjadi pada generasi muda, alkoholisme bahkan
pelacuran, diperlukan suatu perencanaan sosial yang baik. Untuk itu, terlebih
dahulu perlu dilihat lagi masalah-masalah sosial seperti apakah yang sebenarnya
dihadapi
Sosiologi
berusaha mempelajari masalah-masalah sosial tersebut dengan tujuan untuk
menemuka sebab terjadinya masalah tersebut, tetapi tidak terlalu menekankan
pada pemecahan atau jalan keluar dari masalah tersebut. Dengan penelitian yang
dilakukan, akan diperoleh ata dan kemudian digunakan untuk merencanakan
kebijakan yang menyangkut masyarakat.
C. PENUTUP
1. Kesimpulan
Masalah merupakan bagian sosiologi, sebenarnya masalah
merupakan hasil dari proses perkembangan masyarakat. Artinya problema tadi
memang sewajarnya timbul, apabila tidak diinginkan adanya hambatan-hambatan
terhadap penemuan-penemuan baru dan gagasan baru. Dalam jangka waktu masyarakat
menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan, timbullah maslah sosial, sampai
unsur-unsur masyarakat berada dalam keadaan stabil lagi. Masalah sosial
merupakan akibat dari interaksi sosial antara individu, antara individu dengan
kelompok, atau antar kelompok. Interaksi sosial berkisar pada ukuran nilai
adapt – istiadat, tradisi dan ideology ditandai dengan suatu proses sosial yang
disosiatif.
Masalah sosial adalah suatu ketidaksesuaian antara
unsur-unsur kebudayaan atau masyarakat, yang membahayakan kehidupan kelompok
sosial. Atau menghambat terpenuhinya keinginan pokok warga kelompok sosial
tersebut, sehingga menyebabkan kepincangan ikatan sosial.
Masalah sosial timbul dari kekurangan-kekurangan dalam diri
manusia atau kelompok sosial yang bersumber pada faktor-faktor :
5. Ekonomis, misalnya : kemiskinan dan
pengangguran,dll
6. Biologis, misalnya : penyakit,dll
7. Biopsikologis, misalnya : penyakit
syaraf, bunuh diri, aliran sesat dll
8. Kebudayaan, misalnya : perceraian,
kejahatan, kenakalan anak-anak, konflik sosial dan keagamaan,dll
Pengetahuan sosiologi telah diterapkan secara
umum. Banyak sosiolog yang dipeker-jakan dalam instansi-instansi negara maupun
menjadi konsultan berbagai perencanaan pembangunan. Dalam hal ini tentunya
peran sosiolog sangat dibutuhkan terutama yang berkaitan dengan penelitian,
pengolahan data dan perencanaaan kebijakan yang menyangkut kepentingan
masyarakat. Kegunaan sosiologi bagi masyarakat adalah :
- Untuk pembangunan.
- Untuk penelitian.
2. Saran
1.
Sebagai masyarakat yang bersosial
kita seharusnya berpartisipasi dalam membantu menyelesaikan masalah-masalah
sosial yang ada di lingkungan sekitar kita.
2.
Saya berharap dengan adanya tugas
makalah ini pembaca
dapat lebih memahami mengenai masalah sosial dan
manfaat sosiologi.
3.
Apabila dalam pembuatan makalah ini
ada yang kurang berkenan Mohon kiranya kritik dan sarannya yang dapat membangun
pembuatan makalah berikutnya agar dapat lebih baik lagi
Makassar 27 April 2013
Rudini
iya terima kasih mas bro_
BalasHapus