Minggu, 07 Juli 2013

Syahid Muthahhari menjawab: Masalah Pernikahan 1-8

Syahid Muthahhari Menjawab: Masalah Pernikahan (1)


1. Bagaimana umat Islam menyikapi pernikahan dan melajang?

Buat kita umat Islam, cinta yang ada pada pasangan suami istri sebagai tanda yang jelas akan keberadaan Allah Swt. Pernikahan merupakan sunnah dan melajang sejenis keburukan. Ketika kita membaca atau mendengar bahwa sebagian agama melihat kecenderungan seksual sebagai sesuatu yang kotor dan hubungan seksual, sekalipun dengan istri yang sah, akan menyebabkan kehancuran manusia, maka kita akan merasa takjub. Tapi yang lebih aneh lagi dari itu adalah ketika mereka mengatakan, "Dunia kuno biasanya menderita ilusi ini."

2. Bagaimana terbentuknya gerakan umum "menahan diri" di dunia kuno?

Bertrand Russel, filsuf sosial mengatakan, "Sejumlah faktor dan keyakinan menentang kecenderungan seksual di masa yang sangat lama, khususnya di tempat dimana Kristen dan Budha yang berkuasa, maka keyakinan ini juga yang lebih dominan."

Westermark menyebut banyak contoh dari pemikiran aneh ini bersumber dari kehancuran dan ketidaksucian yang ada pada hubungan seksual.

Sementara di tempat yang jauh dari pengaruh agama Budha dan Kristen, ada agama dan pendeta yang mendukung hidup melajang, seperti Asnyt di antara orang-orang Yahudi, dan dengan cara ini muncul gerakan umum menahan diri di dunia kuno.

3. Bagaimana kemunculan keyakinan bahwa setiap hubungan seksual tidak suci?

Di Iran sendiri keyakinan ini menyebar ke bagian Barat yang sumbernya sama dengan kehancuran. Bersamaan dengan itu, keyakinan seperti ini muncul dan menilai setiap hubungan seksual dianggap tidak suci. Keyakinan ini juga menjadi doktrin gereja dan Kristen dengan sedikit perubahan.

Doktrin ini telah mempengaruhi hati nurani banyak orang yang telah didoktrin ketakutan dan kebencian. Menurut para psikoanalis, pengaruh doktrin ini telah memunculkan banyak terjadinya ketidakseimbangan jiwa dan penyakit kejiwaan yang tidak ditemukan kesamaannya dalam sejarah manusia.

4. Mengapa gereja memilih hidup melajang?

Tampaknya, sebab munculnya pemikiran yang menilai hubungan seksual sebagai sesuatu yang kotor di kalangan Kristen hingga sampai pada puncak seperti ini berasal dari penafsiran yang muncul di awal pembentukan gereja dari gereja sendiri terkait kehidupan melajang yang ditempuh oleh Isa al-Masih. Dikatakan bahwa mengapa Isa al-Masih hidup melajang, karena hubungan seksual itu sendiri kotor. Hal ini menyebabkan para pendeta dan orang-orang suci Kristen menilai syarat untuk mencapai maqam kekudusan adalah tidak terpolusi dengan perempuan selama hidupnya. Paus sendiri akan dipilih dari orang-orang yang semacam  ini.

5. Dalam kondisi seperti apa gereja membolehkan menikah?

Gereja membolehkan pernikahan dengan niat melahirkan keturunan, tapi tetap saja kotornya perbuatan ini tetap tidak bisa dihilangkan. Sebab lain pembolehan pernikahan adalah menghilangkan kefasadan yang lebih besar. Yakni, dengan wasilah ini dapat mencegah hubungan seksual bebas antara pria dan wanita.

Russel mengatakan, "Menurut pandangan Saint Paul, masalah melahirkan keturunan merupakan tujuan kedua dan tujuan utama dari pernikahan adalah mencegah kerusakan.Ini adalah peran utama pernikahan yang pada hakikatnya adalah menghilangkan kefasadan yang lebih besar.


Syahid Muthahhari Menjawab: Masalah Pernikahan (2)


Gereja menilai pernikahan tidak dapat dibatalkan dan melarang perceraian.

Dikatakan bahwa dengan cara ini, gereja ingin pernikahan menjadi satu hal yang sakral dan mengurangi penghinaan terhadapnya. Mungkin saja sebab dari larangan perceraian dan tidak dapat dibatalkannya pernikahan menurut gereja untuk menghukum mereka yang telah keluar dari surga melajang.

7. Apa pandangan bangsa dan kaum terdahulu tentang perempuan?

Seperti yang kita ketahui banyak pandangan yang menghina perempuan di umat-umat terdahulu. Ada yang menyebut perempuan sebagai manusia yang tidak sempurna, makhluk antara manusia dan hewan, perempuan tidak memiliki kemampuan berpikir, perempuan tidak akan diberi jalan ke surga dan pandangan yang semacam ini sangat banyak.

Pandangan dan keyakinan ini bukan saja tidak melewati batasan dalam penilaian terhadap perempuan, tapi ternyata memiliki dampak kejiwaan selain rasa cemburu pada pria dan rasa terhina pada perempuan. Tapi keyakinan kotor akan hubungan seksual, secara mutlak, telah merusak keduanya dalam posisi yang sama. Hal ini memunculkan tarik menarik posisi antara naluri alamiah manusia dari satu sisi dan keyakinan agama dari sisi lain.

 8. Bagaiman munculnya kegelisahan batin dalam diri manusia?

Segala kegelisahan batin yang memiliki dampak buruk senantiasa muncul akibat tarik menarik antara kecenderungan naluri dan dogma yang bertentangan dengan masyarakat. Dari sini, masalah ini sangat diperhatikan oleh kalangan psikologi dan psikoanalisa.

9. Apa pandangan Islam tentang hubungan seksual?

Dalam Islam, tidak ada penyebutan mengenai kotornya hubungan seksual dan dampak yang muncul darinya, bahkan Islam berusaha mengatur hubungan ini. Dalam Islam, hubungan seksual dibatasi hanya untuk maslahat masyarakat saat ini atau generasi akan datang dan sekaitan dengan hal ini, telah diambil langkah-langkah untuk itu, sehingga tidak mengakibatkan munculnya rasa adanya larangan, kegagalan dan penumpasan terhadap satu dari naluri manusia ini.

10. Apa pandangan ilmuwan tentang keyakinan Kristen dan Islam?

Sangat disayangkan bahwa para ilmuwan seperti Bertrand Russell yang mengritik akidah Kristen, Budha dan lain-lainnya di bidang ini, tapi bungkam terkait dengan Islam.

Russell dalam bukunya "Marriage and Morals" hanya berbicara seperti ini, "Seluruh pendiri mazhab, kecuali Muhammad dan Konfusius, bila dapat dikatakan bahwa pemikirannya (Konfusius) sebagai mazhab, tidak punya perhatian terhadap prinsip-prinsip politik dan sosial dan mereka berusaha mengadakan penyempurnaan jiwa lewat emanasi pemikiran dan fana." 

Syahid Muthahhari Menjawab: Masalah Pernikahan (3)


11. Apakah masalah dorongan seksual bertentangan dengan spiritual?

Pada intinya, dalam pandangan Islam masalah dorongan seksual bukan hanya tidak bertentangan dengan spiritual dan keruhanian, tapi merupakan perilaku para nabi. Kita membaca dalam sebuah hadis yang menyebutkan, "Merupakan akhlak para nabi adalah mencintai wanita."

Sesuai dengan pelbagai riwayat yang ada, Rasulullah Saw dan para Imam as menyampaikan rasa cintanya secara transparan. Sementara orang-orang yang memiliki kecenderungan untuk meninggalkan masalah keduniawian, khususnya masalah perempuan sangat mencela dorongan seksual ini.

12. Apakah Islam memperbolehkan manusia menjauhi kenikmatan seksual?

Seorang sahabat Nabi Saw bernama Utsman bin Mazh'un sedemikian rupa beribadah sehingga setiap harinya ia berpuasa dan di malam hari hingga Subuh ia melaksanakan shalat. Melihat kondisi yang semacam ini, istrinya kemudian menyampaikan hal ini kepada Rasulullah Saw.

Mendengar informasi seperti ini, wajah Nabi Saw berubah marah dan langsung bangkit pergi menemui Utsman bin Mazh'un. Ketika berhasil menemuinya, Nabi Saw berkata:

"Wahai Utsmah! Ketahuilah bahwa Allah Swt tidak mengutusku menjadi rahib. Syariah yang aku bawa ini berdasarkan fitrah manusia yang mudah. Saya pribadi melaksanakan shalat dan berpuasa, serta mengumpuli istriku. Barang siapa yang ingin mengikuti agama yang aku bawa hendaknya menerima sunnahku. Hubungan seksual antara suami dan istri merupakan bagian dari sunnahku."

13. Apakah dunia Barat masih berpikir seperti dahulu soal etika seksual?

Dunia Barat saat ini terkait etika seksual mengalami perubahan 180 derajat. Kini mereka berbicara tentang kesucian, penghormatan atas dorongan seksual dan harus ada kebebasan dalam hal ini. Sementara di masa lalu, apa yang dibicarakan atas nama agama, sementara sekarang tepat sebaliknya dari apa yang dikatakan, semua atas nama sains dan filsafat.

14. Apakah kita terjaga dari bahaya pemikiran Barat, atau dengan mudah menjalar ke kita juga?

Sekalipun alat komunikasi waktu itu masih lemah dalam menghubungkan antara satu etnis atau bangsa dengan yang lain, patut disayangkan bahwa kita tidak terjaga dari bahaya pemikiran masa lalu Barat dan setidak-tidaknya telah menimpa kita. Bahkan pemikiran baru Barat saat ini telah sampai kepada kita bak banjir.

15. Apa saja yang termasuk etika seksual?

Etika seksual merupakan bagian dari masalah akhlak dengan maknanya yang umum. Etika seksual mencakup tradisi, karakter dan metode manusia yang bergantung pada dorongan seksual. Rasa malu seorang wanita terhadap pria, kecemburuan positif pria terhadap wanita, kehormatan dan loyalitas wanita terhadap suaminya, menutup aurat, menutup badan wanita dari yang bukan muhrim, larangan berzina, larangan menikmati selain istri yang sah baik melalui pandangan maupun sentuhan, larangan menikah dengan muhrim, larangan bersetubuh dengan istri di waktu haid, larangan menyebarkan gambar-gambar asusila dan kesucian atau keburukan melajang. Semua ini termasuk bagian dari akhlak dan tradisi seksual. 

Syahid Muthahhari Menjawab: Masalah Pernikahan (4)


Poliandri dilarang dalam Islam karena memutuskan hubungan nasab antara ayah dan anak. Manusia tidak dapat menepiskan begitu saja masalah kepercayaan terhadap nasab. Setiap ayah ingin mengetahui siapa anaknya yang sesungguhnya. Begitu juga sebaliknya, setiap anak ingin mengetahui yang mana merupakan ayahnya yang sebenarnya.

17. Apakah etika seksual termasuk bagian dari akhlak?

Etika seksual senantiasa menjadi bagian terpenting dari akhlak. Karena masalah etika seksual berbicara tentang kekuatan luar biasa naluri manusia dan bagian ini memiliki hubungan erat dengan akhlak manusia.

18. Apakah akhlak bersumber dari tabiat manusia?

Bila sumber dari akhlak adalah tabiat dan fitrah manusia, lalu mengapa generasi pertama dan sebagian suku-suku yang masih buas di masa kini, dimana masih hidup seperti generasi pertama manusia tidak memiliki ciri khas ini, setidaknya seperti bentuk yang dimiliki oleh manusia yang beradab?

19. Apa pandangan Will Durant tentang masalah keperawanan dan kehormatan?

Will Durant tidak meyakini tabiat manusia sebagai sumber akhlak, tapi peristiwa yang terkadang pahit dan zalim. Ia mengklaim bahwa sekalipun akhlak memiliki banyak makna, tapi karena ia merupakan simbol dari pilihan terbaik dalam meraih kesempurnaan, maka lebih baik bila ia dilindungi.

Sekaitan dengan penghormatan atas keperawanan, kehormatan dan rasa malu, Will Durant mengatakan, "Adat dan tradisi kuno masyarakat menjadi simbol pilihan alami, dimana manusia selama berabad-abad telah melewatinya dengan pelbagai kesalahan. Karena itu, harus dikatakan bahwa sekalipun penghormatan terhadap keperawanan dan rasa malu, penerapannya juga relatif, masih adanya hubungan antara pernikahan dengan jual beli dan penyebab timbulnya penyakit mental, masalah ini sebenarnya masih bermanfaat secara sosial dan membantu langgengnya keturunan."

20. Apa landasan etika seksual kuno?

Sigmund Freud dan pendukung teorinya memiliki akidah sendiri. Mereka mengklaim bahwa etika kuno terkait masalah seksual harus diubah dan digantikan dengan etika baru. Menurut Freud dan pendukungnya, etika suksual kuno dibangun atas batasan dan larangan. Apa yang menimpa manusia selama ini adalah pembatasan dan ketakutan yang bersumber dari segala bentuk larangan yang tergantikan di batin manusia.

Syahid Muthahhari Menjawab: Masalah Pernikahan (5)




21. Apa yang dimaksud dengan etika modern dalam hubungan seksual?

Bertrand Russel dalam Etika Modern mengusulkan agar masalah ini menjadi dasar. Menurut keyakinannya tentang etika seksual, ia membela logika dimana tidak boleh ada emosi seperti rasa malu, menjaga kehormatan dan ketakwaan, kecemburuan (menurutnya hasud) dan bukan perasaan lain dari yang seperti ini, olehnya dan orang-orang yang sepemikiran dengannya menyebutnya "tabu". Pengertian dan pemahaman seperti jelek, buruk dan dipermalukan tidak ada tempatnya dalam logikanya dan hanya bersandar pada akal dan pemikiran. Ia hanya menerima pembatasan seksual sebagaimana larangan terhadap makanan.

22. Apa prinsip pendukung etika seksual modern?

Pandangan para pendukung etika seksual modern bertumpu pada tiga prinsip:

1. Kebebasan seseorang harus dilindungi dengan syarat tidak merugikan dan merusak kebebasan orang lain.

2. Kebahagiaan manusia ada pada pertumbuhan seluruh potensi yang ada dalam dirinya.

3. Keinginan manusia terhadap sesuatu akan berkurang akibat kepuasan dan ketersediaan. Ia akan bertambah akibat dilarang dan dibatasi.

23. Bagaimana pandangan pendukung etika seksual modern tentang kebebasan seksual?

Menurut keyakinan mereka, kebebasan seksual seseorang tidak akan merugikan hak orang lain dan hanya ketika ada masalah anak dimana ada kepastian soal ayah dan anak maka di situ muncul hak suami. Pada saat yang sama menjadi keharusan bagi wanita yang hamil untuk menahan dirinya tidak berhubungan dengan selain suaminya yang sah. Selama tidak ada alat konstrasepsi, wanita itu harus menjaga kehormatan dirinya untuk menjaga hak suaminya, sehingga ia tetap menjadi istri yang komitmen dengan suaminya. Tapi dengan adanya alat kontrasepsi, tidak ada lagi keharusan seperti itu.

24. Apa prinsip hak dan kebebasan?

Berbeda dengan yang dibayangkan oleh banyak filsuf Barat, apa yang menjadi prinsip hak dan kebebasan dan keharusan menjaga dan menghormatinya bukan keinginan dan kehendak individu, tapi potensi yang diberikan dalam proses penciptaan kepadanya untuk menjalani tahapan kesempurnaan. Kehendak manusia akan dihormati selama sesuai dan terkoordinasi dengan potensi suci yang ada dalam diri manusia dan membawanya ke arah kesempurnaan. Tapi, ketika kehendak ini menyeret manusia kepada kehancuran dan potensi yang tersimpan ini menjadi sia-sia, maka tidak ada penghormatan di situ.

25. Apakah manusia dapat membahayakan kebebasan orang lain?

Bila kita beranggapan bahwa manusia diciptakan bebas dengan makna ia diberikan keinginan dan kehendak dimana keinginan ini harus dihormati, kecuali bila bertentangan dengan keinginan orang lain dan membahayakan kebebasan berkehendak orang lain, maka kami dapat membuktikan bahwa selain kebebasan dan hak orang lain, maslahat yang lebih tinggi orang itu sendiri dapat membatasi kebebasannya.

Syahid Muthahhari Menjawab: Masalah Pernikahan (6)


26. Isu apa yang paling merusak akhlak?

Kebebasan merupakan pisau paling tajam yang mampu merusak akar akhlak. Tentu saja kebebasan yang dimaksud adalah penafsiran kebebasan yang salah.

Ketika Bertrand Russel ditanya, apakah dirinya sendiri komitmen dengan satu sistem moral? Ia menjawab, "Iya, tapi memisahkan akhlak dari politik merupakan perkara yang sulit."

27. Apa pandangan Russel tentang akhlak?

Bertrand Russel tidak mengenal adanya sakralitas dalam moral. Tidak ada itu yang namanya pengertian dan makna yang diakui manusia lebih tinggi dari kepentingan materinya dan pengertian itu digunakan untuk membatasi keinginan dan kehendaknya. Ia menyebut akhlak yang berlandaskan makna dan pengertian seperti ini sebagai "Norma Tabu".

28. Seperti apa pendidikan yang baik bagi individu dan bermanfaat bagi masyarakat?

Dengan bersandarkan pada prinsip "pentingnya meneliti potensi" dikatakan bahwa pendidikan yang baik bagi individu dan bermanfaat bagi masyarakat adalah yang menyebabkan teraktualisasinya potensi fitri dan alami manusia, berkembang dan menghasilkan.

29. Apakah etika Islam bertentangan dengan pertumbuhan alami potensi manusia?

Kami mengatakan bahwa Allah Swt tidak menciptakan satu anggota badan manusia dengan sia-sia, begitupula dengan potensi jiwa yang dimilikinya. Sebagaimana seluruh anggota badan harus dilindungi dan diberikan makanan yang diperlukan, maka potensi jiwa juga harus dijaga dan diberikan makanan yang bermanfaat, sehingga ia tumbuh secara alami.

30. Seperti apa institusi keluarga yang paling baik?

Institusi keluarga yang paling baik dan paling rasional adalah keluarga yang dipenuhi keceriaan, tidak bermasalah dari sisi seksual dan berusaha sekuat tenaga mewujudkan ketenangan bagi keluarga.

Syahid Muthahhari Menjawab: Masalah Pernikahan (7)


31. Apa pandangan Islam tentang pemenuhan kebutuhan seksual dalam lingkungan keluarga?

Islam punya perhatian besar agar dalam lingkungan keluarga dan sangat penting adanya kesiapan penuh dari suami dan istri untuk memenuhi kebutuhan seksual kedua pihak. Islam mencela siapa saja dari pihak suami atau istri tidak melakukan tugasnya dengan baik dalam masalah ini.

32. Apa pandangan Islam mengenai pemenuhan kebutuhan seksual dalam lindungan sosial?

Islam juga punya perhatian besar terkait lingkungan sosial yang menjadi lingkungan kerja dan aktivitas. Di lingkungan sosial, Islam melarang segala bentuk pemenuhan kebutuhan seksual di sana. Falsafah pengharaman pandangan kepada non muhrim dan pemenuhan kebutuhan seksual dari selain istri yang sah dan begitu juga falsafah pengharaman berhias bagi perempuan untuk non muhrim kembali pada penekanan Islam terkait masalah ini. Negara-negara Barat yang kita ikuti secara mutlak, memilih jalan yang kedua.

33. Mengapa satu istri untuk satu suami yang ada di Timur tidak ada di Barat?

Hal ini dikarenakan di Barat tidak ada emosi dan keterikatan seksual yang khusus antara istri dan suami. Setiap dari keduanya secara tidak terbatas dapat, setidaknya menikmati pandangan dan sentuhan di lingkungan sosial.

34. Bagaimana sebuah kehidupan seksual memiliki nilai yang tinggi?

Bila kita dapat menggambarkan bahwa persatuan jiwa istri dan suami dan hubungan emosi yang akrab dan terkadang ini berlanjut hingga hari tua, dimana tidak ada lagi keinginan seksual, untuk kehidupan dengan nilai yang tingg, bila kita dapat menggambarkan bahwa kenikmatan yang diraih seorang suami dari hubungan seksualnya dengan istri sahnya berbeda dengan kenikmatan yang diraih seorang pria yang melakukan hubungan dengan wanita yang ditemukannya di mana saja, di sini kami tidak ragu sama sekali dalam masalah ini bahwa untuk mendapatkan ketenangan yang lebih, penting untuk membatasi hubungan seksual hanya pada istri yang sah dan lingkungan keluarga dikhususkan untuk yang seperti ini, sementara lingkungan sosial dikhususkan untuk kerja dan aktivitas.

35. Apa masalah paling penting dalam pernikahan?

Masalah paling penting dari dimensi sosial adalah masalah pernikahan. Tapi pentingnya masalah ini tidak terbatas pada saling memenuhi kebutuhan seksual seorang istri dan suami. Pernikahan dan membentuk rumah tangga bertujuan menciptakan tempat yang dapat menerima generasi akan datang. Kebahagiaan generasi akan datang bergantung mutlak pada kondisi sosial keluarga.

Syahid Muthahhari Menjawab: Masalah Pernikahan (8)



36. Dari mana tumbuhnya cinta antara suami dan istri?

Ada kekuatan dalam penciptaan terkait mewujudkan, mengekalkan dan mendidik generasi akan datang yang pada gilirannya memunculkan kekuatan cinta antara suami dan istri, begitu juga kecintaan orang tua kepada anaknya.

37. Di mana tempat tumbuh kembangnya emosi masyarakat?

Emosi masyarakat dan manusia tumbuh di lingkungan kehidupan manusia itu sendiri. Jiwa anak-anak akan menjadi lebih halus dalam hangatnya lingkungan fitrah dan alami ayah dan ibu. Ketika ingin menggerakkan emosi dua orang, kita mengatakan, "Setiap individu dalam sebuah bangsa merupakan saudara" atau kita katakan, "Seluruh manusia adalah saudara dan anggota satu keluarga.

38. Dengan apa al-Quran mengumpamakan rasa keimanan seorang mukmin?

Al-Quran mengumpamakan emosi suci keimanan seorang mukmin dengan rasa persaudaraan, "Sesungguhnya orang-orang Mukmin itu bersaudara."

Emosi dan rasa persaudaraan ini tidak terbatas pada mereka yang berasal dari satu keluarga, tapi yang terpenting adalah bagaimana dua orang bersaudara tumbuh dalam sebuah lingkungan penuh cinta.

39. Apa yang dapat menciptakan kesenangan dan kasih sayang dalam keluarga?

Jujur saja, bila hilang rasa persaudaraan yang tumbuh dari lingkungan yang menyenangkan dan penuh kasih sayang dalam sebuah keluarga, apakah anggota masyarakat dapat memiliki sedikit rasa solidaritas di antara mereka? Anda mengatakan bahwa di Eropa memiliki keadilan dalam takaran yang cukup banyak. Tapi empati terhadap sesama kurang, bahkan jarang kita menemukan rasa ini di antara saudara, ayah dan ibu. Sebaliknya yang terjadi di masyarakat Timur. Mengapa ini bisa terjadi?

Karena rasa empati seperti ini tumbuh di lingungan keluarga yang menyenangkan, akrab dan penuh kasih sayang. Tapi di Eropa linkungan keluarga yang seperti ini tidak ada, bahkan kesatuan antara suami dan istri juga tidak ada.

Mengapa kesatuan antara suami dan istri biasanya ada di dunia Timur, dan tidak ada di dunia Barat? Karena di sana emosi seksual tidak dikhususkan hanya antara suami dan istri. Setiap dari mereka secara tidak terbatas dapat memanfaatkan sedikitnya kesenangan memandang dan memegang dalam pertemuan-pertemuan besar.

40. Apa hasil dari aktualisasi potensi manusia?

Aktualisasi potensi manusia selain menyebabkan kegairahan hidup dalam kehidupan individu juga melindungi keseimbangan jiwanya. Aktualisasi ini akan membuatnya lebih tenang dan akhirnya masyarakat juga merasakan kedamaiand an ketentraman.(IRIB Indonesia / Saleh Lapadi)

Sumber: Yeksad va Dah Soal Piramoun Ezdevaj va Talagh az Ostad Motahharim , Qom, Andisheh Mandagar, 1389 Hs

Abu Dzar Al Ghifary, Menentang Dunia Untuk Tegakkan Islam

Gmbar ilustrasi. (Foto: Google)

Meski tak sepopuler sahabat-sahabat besar seperti Abu Bakar, Umar, Utsman, dan Ali, namun sosoknya tak dapat dilepaskan sebagai tokoh yang paling giat menerapkan prinsip egaliter, kesetaraan dalam hal membelanjakan harta di jalan Allah.
Ditentangnya semua orang yang cenderung memupuk harta untuk kepentingan pribadi, termasuk sahabat-sahabatnya sendiri.

Di masa Khalifah Utsman, pendapat kerasnya tentang gejala nepotisme dan penumpukan harta yang terjadi di kalangan Quraisy membuat ia dikecam banyak pihak.
Sikap serupa ia tunjukkan kepada pemerintahan Muawiyah yang menjadi gubernur Syiria. Baginya, adalah kewajiban setiap muslim sejati menyalurkan kelebihan hartanya kepada saudara-saudaranya yang miskin.

Kepada Muawiyah yang membangun istana hijaunya atau Istana Al Khizra, abu Dzar menegur, "Kalau Anda membangun istana ini dengan uang negara, berarti Anda telah menyalahgunakan uang negara. Kalau Anda membangunnya dengan uang Anda sendiri berarti Anda telah berlaku boros," katanya. Muawiyah hanya terdiam mendengar teguran sahabatnya ini.
Dukungannya kepada semangat solidaritas sosial, kepedulian kalangan berpunya kepada kaum miskin, bukan hanya dalam ucapan. Seluruh sikap hidupnya ia tunjukkan kepada upaya penumbuhan semangat tersebut. Sikap wara' dan zuhud selalu jadi perilaku hidupnya. Sikapnya inilah yang dipuji Rasulullah SAW.

Saat Rasul akan berpulang, Abu Dzar dipanggilnya. Sambil memeluk Abu Dzar, Nabi berkata "Abu Dzar akan tetap sama sepanjang hidupnya. Dia tidak akan berubah walaupun aku meninggal nanti." Ucapan Nabi ternyata benar. Hingga akhir hayatnya kemudian, Abu Dzar tetap dalam kesederhanaan dan sangat shaleh.

Abu Dzar terlahir dengan nama Jundab. Dulu, ia adalah seorang perampok yang mewarisi karir orang tuanya selaku pimpinan besar perampok kafilah yang melaui jalur itu. Teror di wilayah sekitar jalur perdagangan itu selalu dilakukannya untuk mendapatkan harta dengan cara mudah. Hidupnya penuh dengan kejahatan dan kekerasan. Siapa pun di tanah Arab masa itu tahu, jalur perdagangan Mekkah-Syiria dikuasai perampok suku Ghiffar, sukunya.

Namun begitu, hati kecil Abu Dzar sesungguhnya tak menerimanya. Pergolakan batin membuatnya sangat menyesali perbuatan buruk tersebut. Akhirnya ia melepaskan semua jabatan dan kekayaan yang dimilikinya. Kaumnya pun diserunya untuk berhenti merampok. Tindakannya itu menimbulkan amarah sukunya. Abu Dzar akhirnya hijrah ke Nejed bersama ibu dan saudara laki-lakinya, Anis, dan menetap di kediaman pamannya.

Di tempat ini pun ia tidak lama. Ide-idenya yang revolusioner berkait dengan sikap hidup tak mengabaikan sesama dan mendistribusikan sebagian harta yang dimiliki, menimbulkan kebencian orang-orang sesuku. Ia pun diadukan kepada pamannya. Kembali Abu Dzar hijrah ke kampung dekat Mekkah. Di tempat inilah ia mendapat kabar dari Anis, tentang kehadiran Rasulullah SAW dengan ajaran Islam.

Abu Dzar segera menemui Rasulullah SAW. Melihat ajarannya yang sejalan dengan sikap hidupnya selama ini, akhirnya ia pun masuk Islam. Tanpa ragu-ragu, ia memproklamirkan keislamannya di depan Ka'bah, saat semua orang masih merahasiakan karena khawatir akan akibatnya. Tentu saja pernyataan ini menimbulkan amarah warga Mekkah.

Ia pun dipukuli dan hampir saja terbunuh bila Abbas, paman Rasulullah SAW, tidak melerai dan mengingatkan warga Mekkah bahwa Abu Dzar adalah warga Ghiffar yang akan menuntut balas jika mereka membunuhnya.

Sejak itu, Abu Dzar menghabiskan hari-harinya untuk mencapai kejayaan Islam. Tugas pertama yang diembankan Rasul di pundaknya adalah mengajarkan Islam di kalangan sukunya. Ternyata, bukan hanya ibu dan saudaranya, namun hampir seluruh kaumnya yang suka merampok pun akhirnya masuk Islam.

Sikap hidupnya yang menentang keras segala bentuk penumpukkan harta, ia sampaikan juga kepada mereka. Namun, tak semua menyukai tindakannya itu. Di masa Khalifah Utsman, ia mendapat kecaman dari kaum Quraisy, termasuk salah satu tokohnya, Muawiyah bin Abu sufyan.

Suatu kali pernah Muawiyah yang kala itu menjadi Gubernur Syiria, mengatur perdebatan antara Abu Dzar dengan para ahli tentang sikap hidupnya. Tujuannya agar Abu Dzar membolehkan umat menumpuk kekayaannya. Namun, usaha itu tak menggoyahkan keteguhan pandangannya. Karena jengkel, Muawiyah melaporkan kepada Khalifah Utsman ihwal Abu Dzar. Khalifah segera memanggil Abu Dzar. Memenuhi panggilan Khalifah, Abu Dzar mendapat sambutan hangat di Madinah.

Namun, ia pun tak kerasan tinggal di kota Nabi tersebut karena orang-orang kaya di kota itu pun tak menyukai seruannya utnuk pemerataan kekayaan. Akhirnya Utsman meminta Abu Dzar meninggalkan Madinah dan tinggal di Rabza, sebuah kampung kecil di jalur jalan kafilah Irak Madinah.

Di kampung inilah Abu Dzar wafat karena usia lanjut pada 8 Dzulhijjah 32 Hijriyah. Jasadnya terbaring di jalur kafilah itu hanya ditunggui jandanya. Hampir saja tak ada yang menguburkan sahabat Rasulullah SAW ini bila tak ada kafilah haji yang menuju Mekkah. Kafilah haji itu segera berhenti dan menshalati jenazah dengan imam Abdullah ibn Masud, seorang sarjana Islam terkemuka masa itu. (ar/oq) www.suaramedia.com

Rabiah Al Adawiyah, Perjuangkan Islam Dengan Mulut Setajam Pisau





Gambar Ilustrasi. (Foto: google)
Pada suatu hari seorang lelaki datang kepada Rabiah al-Adawiyah al-Bashriyah dan bertanya, "Saya ini telah banyak melakukan dosa. Maksiat saya bertimbun melebihi gunung-gunung. Andaikata saya bertobat, apakah Allah akan menerima tobat saya?" "Tidak," jawab Rabiah dengan suara tegas. Pada kali yang lain seorang lelaki datang pula kepadanya.

Lelaki itu berkata, "Seandainya tiap butir pasir itu adalah dosa, maka seluas gurunlah tebaran dosa saya. Maksiat apa saja telah saya lakukan, baik yang kecil maupun yang besar. Tetapi sekarang saya sudah menjalani tobat. Apakah Tuhan menerima tobat saya?" "Pasti," jawab Rabiah tak kalah tegas. Lalu ia menjelaskan, "Kalau Tuhan tidak berkenan menerima tobat seorang hamba, apakah mungkin hamba itu tergerak menjalani tobat? Untuk berhenti dari dosa, jangan simpan kata "akan" atau "andaikata" sebab hal itu akan merusak ketulusan niatmu."

Memang ucapan sufi perempuan dari kota Bashrah itu seringkali menyakitkan telinga bagi mereka yang tidak memahami jalan pikirannya. Ia bahkan pernah mengatakan, "Apa gunanya meminta ampun kepada Tuhan kalau tidak sungguh-sungguh dan tidak keluar dari hati nurani?" Barangkali lantaran ia telah mengalami kepahitan hidup sejak awal kehadirannya di dunia ini. Sebagai anak keempat.
Itu sebabnya ia diberi nama Rabiah. Bayi itu dilahirkan ketika orang tuanya hidup sangat sengsara meskipun waktu itu kota Bashrah bergelimang dengan kekayaan dan kemewahan.
Tidak seorang pun yang berada di samping ibunya, apalagi menolongnya, karena ayahnya, Ismail, tengah berusaha meminta bantuan kepada para tetangganya.

Namun, karena saat itu sudah jauh malam, tidak seorang pun dari mereka yang terjaga. Dengan lunglai Ismail pulang tanpa hasil, padahal ia hanya ingin meminjam lampu atau minyak tanah untuk menerangi istrinya yang akan melahirkan.

Dengan perasaan putus asa Ismail masuk ke dalam biliknya. Tiba-tiba matanya terbelak gembira menyaksikan apa yang terjadi di bilik itu.
Seberkas cahaya memancar dari bayi yang baru saja dilahirkan tanpa bantuan siapa-siapa. "Ya Allah," seru Ismail, "anakku, Rabiah, telah datang membawa sinar yang akan menerangi alam di sekitarnya." Lalu Ismail menggumam, "Amin." Tetapi berkas cahaya yang membungkus bayi kecil itu tidak membuat keluarganya terlepas dari belitan kemiskinan. Ismail tetap tidak punya apa-apa kecuali tiga kerat roti untuk istrinya yang masih lemah itu. Ia lantas bersujud dalam salat tahajud yang panjang, menyerahkan nasib dirinya dan seluruh keluarganya kepada Yang Menciptakan Kehidupan.

Sekonyong-konyong ia seolah berada dalam lautan mimpi manakala gumpalan cahaya yang lebih benderang muncul di depannya, dan setelah itu Rasul hadir bagaikan masih segar-bugar. Kepada Ismail, Rasulullah bersabda, "Jangan bersedih, orang salih. Anakmu kelak akan dicari syafaatnya oleh orang-orang mulia. Pergilah kamu kepada penguasa kota Bashrah, dan katakan kepadanya bahwa pada malam Jumat yang lalu ia tidak melakukan salat sunnah seperti biasanya. Katakan, sebagai kifarat atas kelalaiannya itu, ia harus membayar satu dinar untuk satu rakaat yang ditinggalkannya.

Ketika Ismail mengerjakan seperti yang diperintahkan Rasulullah dalam mimpinya, Isa Zadan, penguasa kota Bashrah itu, terperanjat. Ia memang biasa mengerjakan salat sunnah 100 rakaat tiap malam, sedangkan saban malam Jumat ia selalu mengerjakan 400 rakaat.
Oleh karena itu, kepada Ismail diserahkannya uang sebanyak 400 dinar sesuai dengan jumlah rakaat yang ditinggalkannya pada malam Jumat yang silam. Itulah sebagian dari tanda-tanda karamah Rabiah al-Adawiyah, seorang sufi perempuan dari kota Bashrah, yang di hatinya hanya tersedia cinta kepada Tuhan. Begitu agungnya cinta itu bertaut antara hamba dan penciptanya sampai ia tidak punya waktu untuk membenci atau mencintai, untuk berduka atau bersuka cita selain dengan Allah.

Tiap malam ia bermunajat kepada Tuhan dengan doanya, "Wahai, Tuhanku. Di langit bintang-gemintang makin redup, berjuta pasang mata telah terlelap, dan raja-raja sudah menutup pintu gerbang istananya. Begitu pula para pecinta telah menyendiri bersama kekasihnya. Tetapi, aku kini bersimpuh di hadapan-Mu, mengharapkan cinta-Mu karena telah kuserahkan cintaku hanya untuk-Mu."

Fariduddin al-Attar menceritakan dalam kitab Taz-kiratul Auliya bahwa Rabiah pandai sekali meniup seruling. Untuk jangka waktu tertentu ia menopang hidupnya dengan bermain musik. Namun, kemudian ia memanfaatkan kepandaiannya untuk mengiringi para sufi yang sedang berzikir dalam upayanya untuk mendekatkan diri kepada Tuhan. Selain itu ia mengunjungi masjid-masjid, dari pagi sampai larut malam. Namun, lantaran ia merasa dengan cara itu Tuhan tidak makin menghampirinya, maka ditinggalkannya semua itu.

Ia tidak lagi meniup seruling, dan ia tidak lagi mendatangi masjid-masjid. Ia menghabiskan waktu dengan beribadah dan berzikir. Setelah selesai salat isya, ia terus berdiri mengerjakan salat malam. Pernah ia berkata kepada Tuhan, "Saksikanlah, seluruh umat manusia sudah tertidur lelap, tetapi Rabiah yang berlumur dosa masih berdiri di hadapan-Mu. Kumohon dengan sangat, tujukanlah pandangan-Mu kepada Rabiah agar ia tetap berada dalam keadaan jaga demi pengabdiannya yang tuntas kepada-Mu."

Jika fajar telah merekah dan serat-serat cahaya menebari cakrawala, Rabiah pun berdoa dengan khusyuk, "Ya, illahi. Malam telah berlalu, dan siang menjelang datang. Aduhai, seandainya malam tidak pernah berakhir, alangkah bahagianya hatiku sebab aku dapat selalu bermesra-mesra dengan-Mu. illahi, demi kemuliaan-Mu, walaupun Kautolak aku mengetuk pintu-Mu, aku akan senantiasa menanti di depan pintu karena cintaku telah terikat dengan-Mu."

Lantas, jika Rabiah membuka jendela kamarnya, dan alam lepas terbentang di depan matanya, ia pun segera berbisik, "Tuhanku. Ketika kudengar margasatwa berkicau dan burung-burung mengepakkan sayapnya, pada hakikatnya mereka sedang memuji-Mu. Pada waktu kudengar desauan angin dan gemericik air di pegunungan, bahkan manakala guntur menggelegar, semuanya kulihat sedang menjadi saksi atas keesaan-Mu.

Tentang masa depannya ia pemah ditanya oleh Sufiyan at-Thawri: "Apakah engkau akan menikah kelak?" Rabiah mengelak, "Pernikahan merupakan kewajiban bagi mereka yang mempunyai pilihan. Padahal aku tidak mempunyai pilihan kecuali mengabdi kepada Allah." "Bagaimanakah jalannya sampai engkau mencapai martabat itu?" "Karena telah kuberikan seluruh hidupku," ujar Rabiah. "Mengapa bisa kaulakukan itu, sedangkan kami tidak?" Dengan tulus Rabiah menjawab, "Sebab aku tidak mampu menciptakan keserasian antara perkawinan dan cinta kepada Tuhan.". (ar/oq) www.suaramedia.com

Sains Dalam Kitab Muqaddimah Ibnu Khaldun

Muqaddimah. Inilah karya monumental Ibnu Khaldun, seorang ilmuwan dan sejarawan agung pada abad ke-14 M. Buku yang ditulis pemikir dari Tunisia, Afrika Utara itu tercatat sebagai karya yang sangat mengagumkan. Pengaruhnya begitru luar biasa, tak hanya mewarnai pemikiran  di dunia Islam, namun juga peradaban Barat.

Orang Yunani menyebut karya Ibnu Khaldun itu sebagai Prolegomena. Sejumlah pemikir sepakat bahwa Muqaddimah adalah karya pertama yang mengkaji  filsafat sejarah, ilmu-ilmu sosial, demografi, histografi serta sejarah budaya.  IM Oweiss dalam karyanya bertajuk Ibn Khaldun: A fourteenth-Century Economist menilai, Muqaddimah merupakan salah satu buku perintis ekonomi modern. Selain itu, Ibnu Khaldun  dalam adikaryanya itu juga membedah dan mengupas masalah teologi Islam.  Yang  lebih menarik lagi, Ibnu Khaldun pun membahas sains atau ilmu pengetahuan alam dalam kitabnya yang sangat populer itu. Secara khusus, Ibnu Khaldun mengupas tentang studi biologi dan kimia dalam bab tersendiri mengenai ilmu pengetahuan alam.

Biologi
Teodros Kiros dalam karyanya Explorations in African Political Thought, mengatakan, dalam bidang biologi secara khusus Ibnu Khaldun membahas masalah teori evolusi. Menurut Khaldun, dunia ini dengan segala isinya memiliki urutan tertentu dan susunan benda. Ia mencoba mencoba mengaitkan antara penyebab dan hal-hal yang disebabkan, kombinasi dari beberapa bagian penciptaan dengan yang lain, dan transformasi dari beberapa wujud menjadi sesuatu yang lain.

Selain itu, Ibnu Khaldun juga membahas penciptaan dunia. Menurut dia, makhluk hidup berawal dari sebuah mineral kemudian berkembang dan berakal. Secara bertahap, kemudian berubah menjadi tanaman dan hewan. "Tahap terakhir mineral ''terhubung'' dengan tahap pertama dari tanaman, seperti tumbuhan dan tanaman tak berbiji,'' tutur Ibnu Khaldun.

Tahap terakhir tanaman, lanjut dia, seperti pohon kelapa dan tumbuhan yang merambat (pohon anggur), terhubung dengan tahap pertama binatang, seperti keong (siput) dan kerang yang hanya memiliki kekuatan sentuh.

Menurut Ibnu Khaldun, dunia binatang kemudian semakin meluas menjadi berbagai jenis. Dalam proses penciptaan bertahap, hewan/binatang akhirnya mengarah ke bentuk manusia, yang mampu berpikir dan mengartikan. "Tahap tertinggi manusia dicapai dari dunia kera, di mana kedua kecerdasan dan persepsi ditemukan, namun belum mencapai tahap refleksi dan berpikir sebenarnya," tutur Ibnu Khaldun.

Ibnu Khaldunternyata seorang penganut determinisme lingkungan. Dia menjelaskan bahwa kulit hitam itu disebabkan oleh iklim panas dari gurun Sahara Afrika dan bukan karena keturunan. "Dia justru menghalau teori Hamitic, di mana anak-anak Ham yang dikutuk oleh makhluk hitam, sebagai mitos," jelas Chouki El Hameldalam karyanya  Race, slavery and Islam in Maghribi Mediterranean thought: the question of the Haratin in Morocco.

Kimia
Menurut George Anawati, dalam bidang kimia, Ibnu Khaldun adalah seorang kritikus praktik kimia pada dunia Islam. "Dalam bab 23 berjudul Fi 'Ilm al-kimya, ia membahas sejarah kimia, yang dilihat dari ahli kimia seperti Jabir ibnu Hayyan (721-815 M), dan teori dari perubahan logam dan elixir (obat yang mujarab) kehidupan. " ungkap Anawati dalam karyanya  Arabic Alchemy.

Anawati menambahkan dalam bab 26  Kitab Muqaddimah yang berjudul thamrat Fi inkar al-kimya wa istihalat wujudiha wa ma yansha min al-mafasid,  Khadlun  menulis sebuah sanggahan sistematis tentang kimia dalam sosial, ilmiah, filosofis dan dasar agama.

"Dia mengawali sanggahan pada dasar sosial, argumentasi bahwa banyak ahli kimia yang mampu mendapatkan penghasilan dari hidup karena pemikiran yang menjadi kaya melalui kimia dan akhirnya kehilangan kredibilitas,"  papar Anawati.

Ibnu Khaldun juga berpendapat bahwa beberapa ahli kimia terpaksa melakukan penipuan, baik secara terbuka dengan menggunakan sedikit lapisan emas/perak di atas perak/perhiasan tembaga maupun secara diam-diam menggunakan prosedur yang melapisi pemutihan tembaga dengan menyublimasi raksa. Meski begitu, ia mengakui bahwa ada saja ahli kimia yang  jujur.

Ibnu Khaldun juga mengkritisi pandangan dan teori tenteng kimia yang dicetuskan  al-Farabi, Ibnu Sina dan Al-Tughrai. "Ilmu pengetahuan manusia tak berdaya bahkan untuk mencapai yang terendah sekalipun, kimia menyerupai seseorang yang ingin menghasilkan manusia, binatang atau tanaman."

Anawati mengatakan, dalam mengkritisi ilmu kimia, Ibnu Khaldun pun menggunakan sosial logikanya. Anawati menuturkan bahwa Ibnu Khaldun dalam kitabnya menegaskan bahwa kimia hanya dapat dicapai melalui pengaruh psikis (bi-ta'thirat al-nufus). Hal yang luar biasa menjadi salah satu keajaiban dari ilmu gaib/ilmu sihir (rukiat) ... Mereka tak terbatas, tak dapat diklaim untuk mendapatkan mereka."

Prof Hamed A EAD, dari Universitas Kairo dalam tulisannya bertajuk Alchemy in Ibn Khaldun's Muqaddimah mengatakan bahwa Ibnu Khaldun mendefinisikan kimia sebagai "ilmu yang mempelajari zat yang mana generasi emas dan perak tiruan bisa diciptakan.''

Begitulah Ibnu Khaldun mengupas ilmu pengetahuan alam dalam karyanya yang sangat fenomenal, Al-Muqaddimah.
Dibalik Penulisan Muqaddimah
lbnu Khaldun adalah seorang ilmuwan besar yang terlahir di Tunisia pada 27 Mei 1332 atau 1 Ramadhan 732 H.  Ia bernama lengkap Waliuddin Abdurrahman bin Muhammad Ibn Khaldun Al-Hadrami Al-Ishbili. Selain dikenal sebagai pemikir hebat, ia juga seorang politikus kawakan.

Setelah mundur dari percaturan politik praktis, Ibnu Khaldun bersama keluarganya memutuskan untuk menyepi di Qalat Ibnu Salamah, sebuah istana yang terletak di negeri Banu Tajin, selama empat tahun. Selama masa kontemplasi itulah, Ibnu Khaldun menyelesaikan penulisan karyanya yang sangat fenomenal bertajuk Al-Muqaddimah.

''Dalam pengunduran diri inilah saya merampungkan Al-Muqaddimah, sebuah karya yang seluruhnya orisinal dalam perencanaannya dan saya ramu dari hasil penelitian luas yang terbaik," ungkap Ibnu Khaldun dalam biografinya yang berjudul Al-Tarif bi Ibn-Khaldun wa Rihlatuhu Gharban wa Sharqan.

Buah pikir Ibnu Khaldun itu begitu memukau. Tak heran, jika ahli sejarah Inggris, Arnold J Toynbee menganggap Al-Muqaddimah sebagi karya terbesar dalam jenisnya sepanjang sejarah.

Menurut Ahmad Syafii Maarif dalam bukunya berjudul Ibnu Khaldun dalam Pandangan Penulis Barat dan Timur, salah satu tesis Ibnu Khaldun dalam Al-Muqaddimah yang sering dikutip adalah: `Manusia bukanlah produk nenek moyangnya, tapi adalah produk kebiasaan-kebiasaan sosial."

Secara garis besar, Tarif Khalidi dalam bukunya Classical Arab Islam membagi Al-Muqaddimah menjadi tiga bagian utama. Pertama, membicarakan histografi mengupas kesalahan-kesalahan para sejarawan Arab-Muslim. Kedua, Al-Muqaddimah mengupas soal ilmu kultur.

Bagi Ibnu Khaldun, ilmu tersebut merupakan dasar bagi pemahaman sejarah. Ketiga, mengupas lembaga-lembaga dan ilmu-ilmu keislaman yang telah berkembang sampai dengan abad ke-14. Meski hanya sebagai pengantar dari buku utamanya yang berjudul al-Ibar, kenyataannya Al-Muqaddimah lebih termasyhur.

Pasalnya, seluruh bangunan teorinya tentang ilmu sosial, kebudayaan, dan sejarah termuat dalam kitab itu. Dalam buku itu Ibnu Khaldun diantara menyatakan bahwa kajian sejarah haruslah melalui pengujian-pengujian yang kritis.

''Di tangan Ibnu Khaldun, sejarah menjadi sesuatu yang rasional, faktual dan bebas dari dongeng-dongeng," papar Syafii Maarif. Bermodalkan pengalamannya yang malang-melintang di dunia politik pada masanya, Ibnu Khaldun mampu menulis Almuqaddimah dengan jernih. Dalam kitabnya itu, Ibnu Khaldun juga membahas peradaban manusia, hukum-hukum kemasyarakatan dan perubahan sosial.

Menurut Charles Issawi dalam An Arab Philosophy of History, lewat Al-Muqaddimah, Ibnu Khaldun adalah sarjana pertama yang menyatakan dengan jelas, sekaligus menerapkan prinsip-prinsip yang menjadi dasar sosiologi. Salah satu prinsip yang dikemukakan Ibnu Khaldun mengenai ilmu kemasyarakatan antara lain; "Masyarakat tidak statis, bentuk-bentuk soisal berubah dan berkembang."

Pemikiran Ibnu Khaldun telah memberi pengaruh yang besar terhadap para ilmuwan Barat. Jauh, sebelum Aguste Comte pemikir yang banyak menyumbang kepada tradisi keintelektualan positivisme Barat metode penelitian ilmu pernah dikemukakan pemikir Islam seperti Ibnu Khaldun (1332-1406).

Dalam metodeloginya, Ibnu Khaldun mengutamakan data empirik, verifikasi teoritis, pengujian hipotesis, dan metode pemerhatian. Semuanya merupakan dasar pokok penelitian keilmuan Barat dan dunia, saat ini. "Ibnu Khaldun adalah sarjana pertama yang berusaha merumuskan hukum-hukum sosial," papar Ilmuwan asal Jerman, Heinrich Simon.(rpb)