PARADIGMA
HOLISTIK
Oleh
: Rudini
Berbicara
tentang paradigma holistik, hal itu tidak terlepas dari Tuhan, Manusia dan Alam
itu sendiri. Sebelum kita masuk pada pembahasan mengenai paradigma holistik,
terlebih dahulu kita harus mengetahui apa itu paradigma dan holistik itu
sendiri.
Seringkali
kita mendengar kata paradigma dan holistik itu, misalkan kalau kita dalam dunia
akademik serta lingkugan sosial dan orang-orang yang ada disekitar kita, atau
kita sendiri yang sering mengucapakannya kepada orang lain. Dan kita pun sering
mendapatkan definisi yang berbeda-beda mengenai paradigma dan holistik itu
sendiri seperti itu.
Paradigma
sering kali di artikan sebagai pandangan atau cara pandang kita terhadap
realitas, dan holistik itu biasa juga dikatakan hal yang umum atau yang
bersifat universal seperti itu. Tapi berkenaan dengan tema yang kita bahas
yaitu mengenai paradigma holisitk, nach paradigma holisitik ini tidak terlepas
dari pembahasan epistemologi, pandangan dunia dan ideologi.
Dalam
pembahasan paradigma holistik, ada dua hal yang harus kita ketahui yaitu,
1. Bagaimana
pengetahuan itu hadir dalam diri kita, dan
2. Bagaimana
menilai pengetahuan itu.
Sebelum
kita membahas mengenai paradigma holisitik ada beberapa badai pemikiran yang
harus kita lewati ada disebut dengan badai sofisme.
Badai Sofisme
Sofisme atau paham sofis adalah
paham yang dimana realitas atau segala sesuatu yang ada hanyalah berdasarkan
hasil dari persepsi kita saja, dan apa pun yang dianggap benar itu bersifat
subjektif dimana tokohnya adalah Georgias dan Protagoras. Pandangan sofis ini
biasa juga disbut relativisme dan nihilisme yang berujung pada ketiadaan.
Apa bila pandangan seperti ini yang
digunakan dalam melihat realitas, kita bisa saja mengatakan bahwa alam semesta
ini tercipta dari ketiadaan dan realitas yang berada diluar diri kita itu hanya
bersifat subjektivitas atau persepsi kita saja, bukankah kita sudah mengetahui
bersama bahwa ada yang dinamakan hukum kausalitas atau sebab akibat, dan
kausalitas ini adalah hukum yang bersifat niscaya dan biasa juga dikatakan
sebagai hukum akal atau sering disebut PNLR (prinsip nisacaya lagi rasional)
PNLR
= nonkontradiksi 1. Prinsip
identitas A = A 2.
Keselarasan
=kausalitas setiap satu sebab melairkan satu akibat
Sebab dan akibat itu selaras
Sebab lebih sempurna dari
pada akibat
Sebab akibat terbagi
menjadi dua
1.
Sebab
rangkap lengkap
kurang
2. Sebab
sederhana
Dari prinsip inilah
kita bisa menjelaskan bahwa tidak mungkin sesuatu yang ada di alam atau sesuatu
yang berada diluar diri kita itu terjadi dengan sendirinya dengan kata lain
sesuatu itu terjadi tanpa ada yang menyebabkan. Adapun badai berikutnya adalah
badai empirisme.
Badai Empirisme
Kaum empirisme
menganggap bahwa kebenaran atau sesuatu yang dianggap ada itu adalah hal yang
bersifat materi dan tidak ada realitas selain materi itu sendiri. Kebenaran
empirisme bersifat objektif tapi objek yang bersifat materi dengan menggunakan
metode ekspirimen dan observasi.
Dari pandangan inilah
kaum empirisme menolak realitas yang bersifat nonmateri dan menganggap bahwa
nonmateri itu tidak ada. Sebenaranya pada dasarnya pandangan dunia kaum
empirisme adalah pandangan dunia materialisme dan ideologinya pun adalah
ideologi materialis.
Kaum empirisme
menganggap bahwa evolusi tertinggi pada materi adalah ide
Contoh pada silogisme :
Premis
Mayor : semua manusia itu pasti mati
Premis
Minor : Socrates adalah manusia
Kesimpulan
: Socrates pasti masti mati.
Silogisme bertumpu pada
premis Mayor jadi silogisme itu sia-sia karena semua sudah diketahui sebelumnya
bahwa manusia itu pasti. Sebenarnya masih banyak badai-badai atau tahapan yang
harus dilewati untuk mencapai paradigma holistik dan mungkin hanya ini yang
bisa saya jelaskan. Seperti itu.
Pada dasarnya paradigma
holistik itu merupakan pandangan dunia tauhid dan hakekat keberadaan adalah Dia
atau manifestasinya
Eksistensi = ADA = ADA
= ADA
Esensi
= keapaan, Rumah ≠ kursi ≠ pohon
Majemuk
Kita sudah mengetahui
bahwa paradigma holistik itu adalah pandangan dunia tauhid. Dan tauhid itu
sendiri merupakan menghilangkan hal-hal yang mustahil yang ada pada dirinya,
dengan kata lain tauhid ini disebut tauhid Zalbia.
Contoh tauhid Zalbia
antara lain ; Tuhan itu tidak adil, Tuhan itu bodoh dll. Dari hal ini apa bila
sifat-sifat mustahil itu dihilangkan pada Tuhan maka yang ada adalah Tuhan itu
maha sempurna.