Senin, 10 Februari 2014

Paradigma Holistik


PARADIGMA HOLISTIK
Oleh : Rudini
Berbicara tentang paradigma holistik, hal itu tidak terlepas dari Tuhan, Manusia dan Alam itu sendiri. Sebelum kita masuk pada pembahasan mengenai paradigma holistik, terlebih dahulu kita harus mengetahui apa itu paradigma dan holistik itu sendiri.
            Seringkali kita mendengar kata paradigma dan holistik itu, misalkan kalau kita dalam dunia akademik serta lingkugan sosial dan orang-orang yang ada disekitar kita, atau kita sendiri yang sering mengucapakannya kepada orang lain. Dan kita pun sering mendapatkan definisi yang berbeda-beda mengenai paradigma dan holistik itu sendiri seperti itu.
Paradigma sering kali di artikan sebagai pandangan atau cara pandang kita terhadap realitas, dan holistik itu biasa juga dikatakan hal yang umum atau yang bersifat universal seperti itu. Tapi berkenaan dengan tema yang kita bahas yaitu mengenai paradigma holisitk, nach paradigma holisitik ini tidak terlepas dari pembahasan epistemologi, pandangan dunia dan ideologi.
Dalam pembahasan paradigma holistik, ada dua hal yang harus kita ketahui yaitu,
1.      Bagaimana pengetahuan itu hadir dalam diri kita, dan
2.      Bagaimana menilai pengetahuan itu.

Sebelum kita membahas mengenai paradigma holisitik ada beberapa badai pemikiran yang harus kita lewati ada disebut dengan badai sofisme.
Badai Sofisme
            Sofisme atau paham sofis adalah paham yang dimana realitas atau segala sesuatu yang ada hanyalah berdasarkan hasil dari persepsi kita saja, dan apa pun yang dianggap benar itu bersifat subjektif dimana tokohnya adalah Georgias dan Protagoras. Pandangan sofis ini biasa juga disbut relativisme dan nihilisme yang berujung pada ketiadaan.
            Apa bila pandangan seperti ini yang digunakan dalam melihat realitas, kita bisa saja mengatakan bahwa alam semesta ini tercipta dari ketiadaan dan realitas yang berada diluar diri kita itu hanya bersifat subjektivitas atau persepsi kita saja, bukankah kita sudah mengetahui bersama bahwa ada yang dinamakan hukum kausalitas atau sebab akibat, dan kausalitas ini adalah hukum yang bersifat niscaya dan biasa juga dikatakan sebagai hukum akal atau sering disebut PNLR (prinsip nisacaya lagi rasional)
PNLR = nonkontradiksi         1. Prinsip identitas      A = A                                                                                                             2. Keselarasan
            =kausalitas           setiap satu sebab melairkan satu akibat
                                         Sebab dan akibat itu selaras
                                         Sebab lebih sempurna dari pada akibat
Sebab akibat terbagi menjadi dua                              
1.      Sebab rangkap            lengkap
                                   kurang
2.      Sebab sederhana
Dari prinsip inilah kita bisa menjelaskan bahwa tidak mungkin sesuatu yang ada di alam atau sesuatu yang berada diluar diri kita itu terjadi dengan sendirinya dengan kata lain sesuatu itu terjadi tanpa ada yang menyebabkan. Adapun badai berikutnya adalah badai empirisme.
Badai Empirisme
Kaum empirisme menganggap bahwa kebenaran atau sesuatu yang dianggap ada itu adalah hal yang bersifat materi dan tidak ada realitas selain materi itu sendiri. Kebenaran empirisme bersifat objektif tapi objek yang bersifat materi dengan menggunakan metode ekspirimen dan observasi.
Dari pandangan inilah kaum empirisme menolak realitas yang bersifat nonmateri dan menganggap bahwa nonmateri itu tidak ada. Sebenaranya pada dasarnya pandangan dunia kaum empirisme adalah pandangan dunia materialisme dan ideologinya pun adalah ideologi materialis.
Kaum empirisme menganggap bahwa evolusi tertinggi pada materi adalah ide
Contoh pada silogisme :
Premis Mayor : semua manusia itu pasti mati
Premis Minor : Socrates adalah manusia
Kesimpulan : Socrates pasti masti mati.
Silogisme bertumpu pada premis Mayor jadi silogisme itu sia-sia karena semua sudah diketahui sebelumnya bahwa manusia itu pasti. Sebenarnya masih banyak badai-badai atau tahapan yang harus dilewati untuk mencapai paradigma holistik dan mungkin hanya ini yang bisa saya jelaskan. Seperti itu.
Pada dasarnya paradigma holistik itu merupakan pandangan dunia tauhid dan hakekat keberadaan adalah Dia atau manifestasinya
Eksistensi = ADA = ADA = ADA
Esensi = keapaan, Rumah ≠ kursi ≠ pohon
            Majemuk
Kita sudah mengetahui bahwa paradigma holistik itu adalah pandangan dunia tauhid. Dan tauhid itu sendiri merupakan menghilangkan hal-hal yang mustahil yang ada pada dirinya, dengan kata lain tauhid ini disebut tauhid Zalbia.
Contoh tauhid Zalbia antara lain ; Tuhan itu tidak adil, Tuhan itu bodoh dll. Dari hal ini apa bila sifat-sifat mustahil itu dihilangkan pada Tuhan maka yang ada adalah Tuhan itu maha sempurna.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar