Pengertian Estetika
pada dasarnya sama, yaitu mempelajari hal-hal yang berkaitan dengan keindahan
bentuk dan penjiwaaan, baik sebagai obyek yang berbentuk benda seni ataupun
subyek sebagai pencipta yang berkaitan dengan kreatifitas dan filosofi.
Keindahan adalah merupakan hal yang utama didalam hidup manusia, tanpa
keindahan hidup ini terasa tidak berarti dan kehilangan rasa kebahagiaan.
Keindahan itu sendiri mempunyai : obyek, kesadaran, konsepsi, pengamat dan
ketulkusan meyatakan hal yang menyangkut rasa.
Pada dasarnya manusia
mempunyai rasa keindahan, rasa cinta, rasa senang, rasa bahagia, bahkan ingin
menciptakan keindahan sesuai dengan seleranya. Selera adalah suatu kemampuan
untuk memutuskan atau tidak senang terhadap suatu obyek, sifat universal, pasti
dan tetap berdasarkan emosi. Seni tetap mengandung nilai-nilai universal yang
berlaku untuk semua tempat dan semua jaman, tentu saja hanya berlaku untuk karya
seni yang bermutu.
Bonsai termasuk salah
satu karya seni dan terciptanya karya seni ini, semuanya berawal dari sebuah
pemikiran, oleh sebab itu sungguh sangat diperlukan sekali sebuah kerangka
dasar pemikiran tentang estetika seni bonsai yang dapat diterima secara
universal, berkembang sepanjangjaman dan tidak usang tergerus oleh waktu.
Oleh karena itu konsep
dasarnya berisikan nilai-nilai yang memungkinkan perkembangan lebih jauh dan
pasti untuk menjawab tuntuttan estetikan yang sesuai dengan kebutuhan jaman,
tanpa harus terjebak dalam keseragaman yang dapat memasung daya kreatifitas.\
Seperti diketahui,
dunia ini mempunyai dua pengertian dasar estetika, yaitu estetika belahan dunia
timur dan estetika belahan dunia barat. Pengertian dari estetika Timur pada
dasarnya statis, oleh karena hanya menganut filosofi yang berorientasi pada
unsur keagamaan saja dengan pemikiran yang dogmatis. Jiwa estetika Timur
adalah statis, dogmatis dan simbolis. Sedangkan pengertian dari estetika Barat
pada dasarnya dinamis dengan filisofi dan pemikiran baru, yang bermula dari
pengembangan konsepsi "Mimesis"nya Plato, bahwasanya kesadaran
estetik bermula dari rangsangan alam dan diungkapkan dengan meniru alam
sendiri, meskipun dilakukan tidak sempurna, tetapi cukup hanya esensi atau prinsip-prinsipnya
saja. Jiwa estetika Barat adalah : realis, dinamis dan rasional
Dunia pembelajaran seni dan budaya tidak bisa dilepaskan
dari apa yang namanya Estetika atau filsafat keindahan, tidak terkecuali ilmu
seni rupa. Estetika adalah salah satu cabang filsafat. Secara sederhana,
estetika adalah ilmu yang membahas keindahan, bagaimana ia bisa terbentuk, dan
bagaimana seseorang bisa merasakannya. Pembahasan lebih lanjut mengenai
estetika adalah sebuah filosofi yang mempelajari nilai-nilai sensoris, yang
kadang dianggap sebagai penilaian terhadap sentimen dan rasa. Estetika merupakan
cabang yang sangat dekat dengan filosofi seni.
Dari beberapa pengertian yang telah dikemukakan di atas
menunjukkan dengan jelas bahwa lingkup bahasan estetika meliputi dua pokok
bahasan utama, yaitu segala persoalan yang berkaitan dengan keindahan (estetis)
dan persoalan yang berkaitan dengan seni. Kadangkala pembahasan kedua
persoalan itu saling terkait dan sulit dipisahkan. Beberapa persoalan yang
tergolong di dalam kedua lingkup bahasan tersebut di antaranya:
·
Persoalan
Nilai Estetis (esthetic value) menyangkut antara lain: apakah keindahan itu; apakah
keindahan bersifat objektif atau subjektif; apakah yang menjadi ukuran baku
keindahan, bagaimanakah peranan keindahan dalam kehidupan manusia; dan
bagaimanakah hubungan keindahan dengan kebenaran dan kebaikan?
·
Persoalan
Pengalaman Estetis (esthetic eksperience) menyangkut antara lain: apakah yang disebut pengalaman
estetis; bagaimanakah sifat dasar atau ciri-ciri suatu pengalaman estetis;
apakah yang menyebabkan orang menghargai sesuatu yang indah; apakah yang
merupakan rintangan dari pengalaman estetis; dan objek apakah yang dapat
menjadi sasaran pengalaman estetis?
·
Persoalan
Perilaku Seniman menyangkut
antara lain: apa dan siapakah seniman itu; bedakah seorang seniman dengan
perajin; apakah yang mendorong seseorang menciptakan suatu karya seni;
bagaimanakah proses penciptaan itu berlangsung dalam diri seseorang; dan
bagaimanakah hubungan kepribadian seniman dengan karya seni ciptaannya?
·
Persoalan
Seni menyangkut
antara lain: apakah seni itu; bagaimanakah penggolongan seni yang tepat; apakah
sifat dasar dan nilai-nilai dari karya seni; manakah yang lebih penting antara
bentuk dan isi dari karya seni; dan bagaimanakah hubungan seni dengan agama,
filsafat, dan ilmu?
Dalam pembelajaran mengenai ilmu filsafat keindahan ini,
estetika secara garis besarnya dibedakan menjadi dua yaitu Estetika Timur dan
Estetika Barat
ESTETIKA TIMUR
Pembahasan keindahan menurut pandangan di Timur dilakukan
berdasarkan kebudayaan tertua yang dipandang paling mendominasi perkembangan
peradaban Timur di masa lalu. Ada tiga kebudayaan tertua dan membawa
pengaruh luas terhadap perkembangan kebudayaan, termasuk falsafah tentang
keindahan di belahan bumi bagian timur, yaitu Cina, Timur Tengah (Islam), dan
India.
ESTETIKA BARAT
Pokok pemikiran aliran estetika klasik barat bersifat filsafati, yakni deduktif-spekulatif
dari hasil pemikiran atau perenungan yang mendalam atas dasar keyakinan,
kepercayaan atau ajaran tertentu mengenai hakikat keindahan. Keindahan menurut
pemikiran aliran ini merupakan sesuatu hal yang memiliki sifat atau tingkat
kesempurnaan yang ideal menurut kriteria-kriteria tertentu sesuai dengan
keyakinan, kepercayaan atau ajaran yang dikembangkan oleh mereka.
Beberapa tokoh dalam aliran ini bahkan mengemukaan bahwa
hakikat keindahan senantiasa terkait dengan hal-hal yang bersifat teologis
(ketuhanan). Ketuhanan disini adalah objektivikasi nilai-nilai transendental
yang berasal dari tuhan atau merefleksikan nilai-nilai ketuhanan.
Sesuai dengan konsep atau pengertiannya aliran estetika
klasik tidak hanya berkembang didunia barat. Konsep-konsep pemikiran estetika
timur, jika dipelajari sesungguhnya dikembangkan berdasarkan nilai-nilai
kepercayaan, keyakinan atau ajaran-ajaran yang bersifat metafisis,
transendental atau ketuhanan. Logika berpikirnya juga bersifat deduktif dan
mutlak diakui kebenarannya. Aliran estetika ini berkembang secara tradisional
dari generasi kegenerasi sesuai dengan nilai-nilai kepercayaan yang berkembang
dalam kehidupan kebudayaan setempat. Sebagai cintoh konsep pemikiran estetika
Cina (taoisme), Jepang (zen budhisme), jawa (magis kosmis-mistikisme) dan bali
(hindu-balisme) semuanya berkembang atas dasar nilai-nilai tradisi kepercayaan
budaya masyarakat yang bersangkutan
ESTETIKA MODERN
Pada abad ke-20 dimana modernisme turut berpengaruh terhadap
berkembangnya senirupa dan keindahan tidak lagi menjadi tujuan, berkembang
upaya-upaya untuk mencari pemahaman filsafi atas seni
Modernisme dipandang sebagai gerakan penghapusan dan
pembongkaranseni yang telah berjalan beberapa dekade. Sejak akhir abad ke-18,
gerakan modernisme telah membongkar konsep-konsep seni rupa klasik. Bagi
seniman modernis, konsep seni rupa klasik bahwa seni rupa harus indah, seni
rupa harus menghadirkan sensasi menyenangkan mata, harus memiliki subjek
penggambaran (subject matter), seni rupa harus merupakan produk magis dari aura
sang seniman dan seterusnya, selangkah demi selangkah mulai dicampakkan.
Seniman modernis mencampakkan keindahan sebagai faktor ideal dalam seni rupa,
misalnya terlihat pada penggambaran wanita secara kubistis oleh Pablo Picasso
pada lukisan ‘Les Demoiselles d’ Avignon’.
Paham aliran ini lebih menegaskan pentingnya penggunaan akal
sebagai sarana berpikir dalam menjelaskan masalah keindahan. Ciri penting yang
menandai pemikiran estetika aliran modernisme ini ialah sifatnya yangsangat
rasional. Selain itu segala sesuatu harus dapat dijelaskan dengan menggunakan
data atau fakta yang bersifat empiris. Aliran pemikiran estetika modern
menggunakan pendekatan induktif dalam melihat persoalan keindahan. Artinya
suatu keindahan adalah hasil rampatan atau generalisasi atas data atau
fakta-fakta empirik yang diperoleh melalui suatu proses pengamatan seperti
layaknya yang terjadi dalam tradisi ilmu pengetahuan ilmiah. Dalam paham ini
keindahan didekati dan dijelaskan secara ilmiah dengan menggunakan ilmu-ilmu
pengetahuan ilmiah seperti ilmu Psikologi, Sosiologi, Antropologi, Sejarah dan
bahkan ada yang mendekatkan dan penjelasan ilmu Matematika. Implikasi
menggunakan pendekatan atau cara pandang keilmuan ini, maka konsep keindahan
akan menampakkan standar, sifat, nilai atau penjelasan yang berbeda sesuai
dengan kebenaran disiplin masing-masing ilmu tersebut.
Secara umum aliran estetika modernisme mengembangkan
narasi-narasi besar dalam bentuk isme-isme yang berkembang antara lain
rasionalisme, kapitalisme, individualisme, kubisme, realisme, abstrakisme,
ekspresionisme, dan sebagainya yang berdampak terjadinya dehumanisasi yaitu kehidupan
dan kreativitas yang terkotak-kotak, diplot-plot dan kaku seakan kebenaran itu
bersifat tunggal hanya yang berada di wilayah narasi-narasi besar ini. Ideologi
modernisme bersemangat melakukan kooptasi yaitu semacam upaya untuk mengarahkan
segala sesuatu menurut standar atau ukuran yang sudah ada atau baku
(universalisme).
Adanya pandangan dualistic yang membagi seluruh kenyataan
menjadi subjek dan objek, spiritual-material, manusia-dunia dan sebagainya,
telah mengakibatkan objektivisasi alam secara berlebihan dan pengurasan alam
semena-mena. Hal ini kita tahu telah mengakibatkan krisis ekologis.
Pandangan modern yang bersifat objektivistis dan positivisme
akhirnya cenderung menjadikan manusia seolah objek juga, dan masyarakat pun
direkayasa bagai mesin. Akibat dari hal ini adalah bahwa masyarakat cenderung
menjadi tidak manusiawi.
Dalam modernisme ilmu-ilmu positif-empiris mau tak mau
menjadi standar kebenaran tertinggi. Akibat dari hal ini adalah bahwa
nilai-nilai moral dan religius kehilangan wibawanya. Alhasil timbulah
disorientasi moral-religius, yang pada gilirannya mengakibatkan pula
meningkatnya kekerasan, keterasingan, depresi mental dan sebagainya.
Lebih lanjut Herbert marcuse menekankan masyarakat industri
modern adalah masyarakat yang tidak sehat karena masyarakat tersebut merupakan
masyarakat yang berdimensi satu; segala segi kehidupannya diarahkan pada satu
tujuan saja yakni keberlangsungan dan peningkatan sistem yang telah ada, yang
tidak lain adalah sustem kapitalisme. Masyarakat tersebut bersifat represif dan
totaliter karena pengarahan pada satu tujuan itu berarti menyingkirkan dan
menindas dimensi-dimensi lain yang tidak menyetujui atau tidak sesuai dengan
sistem tersebut.
ESTETIKA POSTMODERN
Post Modern bila diartikan secara harafiah kata-katanya
terdiri atas ‘Post’ yang artinya masa sesudah dan ‘Modern’ yang artinya Era
Modern maka dapat disimpulkan bahwa Post Modern adalah masa sesudah era Modern
( era diatas tahun 1960 an ) .Post Modernism sendiri merupakan suatu aliran
baru yang menentang segala sesuatu kesempurnaan dari Modernism, bahkan tak
jarang menentang aturan yang ada dan mencampurkan berbagai macam gaya . Post
Modernism tidak hanya di bidang arsitektur tetapi meliputi segala bidang kehidupan
seperti sosial ,politik , dan budaya .
Era posmodern diawali dengan konsep adanya suatu wilayah
yang tidak lagi dibatasi oleh satu negara, melainkan sistem informasi dan
komunikasi yang dapat menembus dinding geografis dan politik. Postmodern
menunjuk kepada suasana intelektual dan sederetan wujud kebudayaan yang
meragukan ide-ide, prinsip-prinsip dan nilai-nilai yang dianut oleh modernisme.
Postmodernisme merupakan konsep periodiasi yang berfungsi
untuk menghubungkan kemunculan bentuk-bentuk formal baru dalam sendi kultural
dengan kelahiran sebuah tipe kehidupan sosial dan sebuah orde ekonomi yang
baru; apa yang secara eufismistis disebut sebagai modernisasi masyarakat pasca
industri atau konsumer, masyarakat media atau tontonan atau kapitalisme multinasional.
Bila perupa modernis mencari hal-hal yang bersifat
universal, maka perupa posmodernis malahan berupaya mengidentifikasikan
perbedaan. Kalau modernis percaya pada kemungkinan seni sebagai komunikasi
universal, posmodernis justru tidak percaya bahwa seni mampu mengemban misi
sebagai bahasa komunikasi universal. Mereka bukan mencari hal-hal yang bersifat
universal seperti yang dilakukan perupa modernis melainkan mencari perbedaan
spesifik dan khusus dengan memperlihatkan pluralisme pandangan, provisional,
variabel, pergeseran dan perubahan. Gerakan modernisme kurang menghargai atau
memandang rendah nilai keagungan budaya, mereka merasa terpisah dari peristiwa
nyata di tengah masyarakat dan peradaban. Sementara gerakan posmodernisme,
kendati memiliki sikap skeptis dan kritis terhadap zamannya, tetapi sangat
aktif merespons situasi sosial dan politik.
Medium dalam seni posmodern yang terjadi adalah anything
goes, yaitu segala material bisa dijadikan sebagai media dalam berkarya,
berbagai materi menjadi simbol untuk menemukan petanda-petanda yang baru.
Implikasinya hasil karya seni rupa cenderung bisa menusuk tatanan yang telah
dibakukan dan cenderung tidak lazim dan aneh bahkan membingungkan dalam
menafsirkan.
Postmodern sering didefinisikan sebagai krisis modernisme
atau krisis yang disebabkan oleh modernisasi. Postmodern muncul karena budaya
modern menghadapi suatu kegagalan dalam strategi visualisasinya. Kegagalan
modernisasi bukan terletak pada tekstualitasnya tetapi pada strategi
visualisasinya yang seragam dan membosankan. Jika sebelumnya budaya ‘barat’
didominasi oleh budaya verbal maka kini budaya visual menggantikannya. Program
aplikasi komputer yang sebelumnya banyak menggunakan bahasa verbal dan sulit
dihafal, kini bahasa gambar atau ikon banyak digunakan sebagai pengganti bahasa
tersebut dan ternyata mudah dipahami.
Kelemahan dalam postmodernisme ialah mencampurkan gramatika
dan tata bahasa visual yang tidak proporsional, contoh yang paling kentara
adalah suguhan acara media tayang televisi yang menawarkan berbagai hal tanpa
mencermati subjek, hierarki sosial ataupun budaya masyarakat, terlihat pada
tayangan iklan rokok dilihat oleh anak-anak ataupun peristiwa serius dapat
menjadi dagelan konyol ketoprak humor.
PENUTUP
Prinsip-prinsip estetika baik barat maupun timur dalam
beberapa tahun terakhir ini sudah mulai tidak banyak digunakan sebagai acuan
atau pedoman dalam berkarya seni, baik seni rupa maupun seni-seni yang lain,
terutama oleh seniman-seniman yang telah terpengaruh budaya modern dan
perkembangan teknologi. Prinsip estetika klasik yang ada tersebut saat ini
hanya digunakan sebatas materi pembelajaran dalam dunia pendidikan yang di
dominasi oleh institusi-institusi formal belaka. Namun demikian dalam lingkup
tertentu prinsip estetika klasik terutama estetika timur masih diajarkan secara
turun temurun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar